Pengajian PTPN VII: Membangun Keluarga Visioner

img
Pengajian menyambut Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah./Nur

Harianmomentum.com--Menyambut tahun baru Islam 1440 Hijriah, PTPN VII menggelar pengajian rutin, Selasa (4/9/18). Menghadirkan Kurnia Widhiatuti, pakar pembimbingan anak dari Training Parenting School, Bogor, jemaah antusias menimba ilmu terapan tentang keluarga. Pengajian bertempat di Masjid Baitun Nabat Komplek Perumahan PTPN VII, diikuti karyawan, pengurus IKI, dan keluarga karyawan Kantor Direksi.

Fokus kepada seluk-liku masalah keluarga, Kurnia yang akrab disapa Bunda itu menelisik renik masalah keseharian. Dengan tema "Aku dan kamu satu rasa  membuka lembaran untuk bahagia dunia dan akhirat," Kurnia mengajak jemaah untuk meneliti posisi keluarga masing-masing dalam tatanan masyarakat. 

Dalam paparannya Bunda Kurnia mengupas bagaimana menjadi keluarga yang memiliki visi lebih jauh dari sekadar dunia. Impian peradaban keluarga, kata dia, merujuk pada keluarga Rasullah SAW.

Ia menjelasakan tentang bagiamana membuat visi keluarga yang jelas. Dengan memiliki visi, sebuah keluarga akan terbentuk menjadi keluarga Islami.

Mendeskripsikan satu kisah, Kurnia menggambarkan satu unit kapal yang berlayar dinaiki satu keluarga. Tiba tiba ada air laut yang masuk karena kapal ada yang berlubang kecil. Sang istri meminta suaminya untuk menutup lubang tersebut, tetapi diabaikan. Sampai akhirnya kapal tersebut penuh dengan air laut dan akhirnya tenggelam.


“Begitu juga dengan kehidupan dalam berumah tangga, sering kali kita mengabaikan hal-hal yang kecil, dan inilah yang membuat kita tenggelam. Dan rumah tangga itu menjadi hancur karena perceraian,” kata motivator terkenal ini.

Dalam kesempatan itu, Bunda mengajak semua karyawan yang hadir agar mulai saat ini dapat memperhatikan hal-hal kecil yang akan merusak rumah tangga. Bila ingin rumah tangga bahagia, bahagiakanlah diri kita. Bila seorang ibu merasakan kebahagiaan diri, niscaya rumah tangganya akan bahagia.

Cinta sejati itu, tambah dia, adalah cinta yang penuh kasih sayang, bukan yang penuh kehangatan. Semakin tua usia kita, akan merasakan cinta sejati. Cinta sejati bukan hanya karena masalah seksual saja. Namun bagaimana menunjukan cinta penuh kasih sayang.

“Seorang laki laki yang baik pasti akan mendapatkan wanita baik, begitu juga sebaliknya laki-laki yang buruk akhlaknya pasti akan mendapatkan wanita yang buruk pula,” katanya.

Bunda juga menjelaskan tentang Cahaya Qalbu. Jantung adalah gudang alam bawah sadar yang mampu menentukan kualitas hidup seseorang. Tugas orang tua adalah angan pernah bosan “pengulangan pesan” kebaikan kepada seluruh anggota keluarga.

“Ketika ruh terjebak di pusaran waktu maka maafkanlah hari ini, berharaplah untuk hari esok.”

Kedua Cahaya Al qur'an. Dengan melakukan terapi Al qur'an seseorang akan mempunyai punya rasa malu, rasa bersalah, dan rasa benci pada maksiat. Dan Cahaya Sunnah, apabila umat ku  bersholawat maka umatku akan mempunyai akhlak seperti Nabi Muhammad saw.

Bunda juga menegaskan, dalam menjalani kehidupan ini sebaikanya kita terus menjadi pemaaf. Jangan sampai kita memiliki hati yang pendendam. Karena dengan hati dendam kita tidak bisa melihat kesusksesan kita sendiri.  Bila ingin mendapatkan kesenangan, jangan pernah melihat masa lalu. Agar tidak ada dendam di hati kita.

Mari kita bangun kepantasan diri, kita jadikan keluarga yang visioner. Menjadikan perkawinan semakin berwarna. (Nur)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos