Harianmomentum--Dua hari menjelang bulan Ramadan, sejumlah warga mendatangi
taman pemakaman umum (TPU) di Kota Bandarlampung. Para peziarah ini tidak hanya
datang dari Bandarlampung namun juga dari luar kota.
Seperti di TPU Kupang
Keramat, Telukbetung, Bandarlampung, Kamis (25/5). Seorang peziarah, Santi (43)
mengatakan, rela datang jauh-jauh dari rumahnya di Pringsewu demi berkunjung
dan berdoa di makam ibunya. Ia datang bersama adik dan keluarga yang lainnya.
"Tiap tahun
selalu kemari. Demi ibu enggak apa-apalah jauh-jauh. Namanya sekali setahun
kan," kata Basirah.
Meski tak terlalu
ramai, puluhan peziarah tampak silih berganti datang ke TPU tersebut. Seorang
pengurus makam, Udin (53) mengakui bahwa jumlah peziarah pada tahun ini memang
tidak sebanyak tahun lalu.
Para peziarah,
lanjutnya, ramai berkunjung di waktu pagi dan sore hari. Mereka pun datang dari
berbagai daerah, bukan hanya di Lampung tapi juga dari pulau Jawa.
"Kemarin lumayan
ramai, dan hari ini lebih ramai lagi. Mungkin karena ini tanggal merah jadi
banyak yang datang," kata Udin.
Ia melanjutkan,
berkurangnya peziarah yang datang pada tahun ini disebabkan oleh kondisi
ekonomi masyarakat yang memang sedang sulit. Hal itu, kata dia, salah satunya
terlihat dari berkurangnya sumbangan sukarela yang diberikan peziarah kepada
pengurus makam.
"Ziarah ini butuh
biaya juga. Ada pengurus makam yang bilang, biasanya dapat Rp50 ribu untuk
bersihin makam, tapi sekarang cuma Rp20 ribu," ungkap Udin.
Pantauan di Kuburan
Kebon Jahe juga ramai dikunjungi warga. Di pemakaman itu, puluhan orang tampak
berdoa di sekitar makam keluarganya. Deretan sepeda motor milik peziarah pun
tampak memenuhi parkiran yang ada di pemakaman tersebut.
Begitu juga dengan
kendaraan roda empat yang diparkirkan di pinggir jalan luar komplek pemakaman,
sehingga menyebabkan kemacetan.
Seorang peziarah
lainnya, Dini (29) mengaku, mengunjungi dan berdoa di makam merupakan tradisi
keluarganya menjelang Ramadan. "Sekali setahun ziarah ke sini, pas jelang
puasa inilah. Nengokin kuburan ayah sama ibu," kata Dini.
Salah seorang pengurus
makam, Tono (58) juga mengakui bahwa tahun ini, warga yang datang berziarah
memang berkurang. "Padahal ini dua hari lagi tapi masih termasuk sepi.
Mungkin besok lebih ramai lagi. Biasanya hari terakhir (sebelum Ramadan) lebih
ramai," kata Tono yang bertugas menjaga membersihkan dan menggali makam di
TPU itu.
Mulai ramainya
peziarah yang datang ini ikut berdampak pada warga sekitar yang mendadak
menjadi pedagang bunga. Beberapa pondok kecil didirikan sementara waktu sebagai
lapak untuk berjualan bunga dan air untuk makam.
Salah satu pedagang,
Tini (56) mengaku memanfaatkan momen jelang Ramadhan ini untuk mencari
pemasukan tambahan bagi keluarganya.
"Biasanya hari
terakhir yang ramai. Tapi ini dua hari lagi masih sepi. Bahkan kemarin dua
hari, enggak ada laku. Hari ini, sampai siang ini, udah laku tiga," kata
dia.(Ira)
Editor: Harian Momentum