Harianmomentum.com--Institut
Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar “Ngoprekin” game dan internet of things (IoT)
bersama mahasiswa. Kegiatan berlangsung sejak 24 hingga 26 Juli 2019.
Mahasiswa diberikan materi Ngoprek Game oleh Joko Triloka
dan Rian Maulana. Sedangkan Ngoprek Internet of Things (IoT) disampaikan oleh
Sabam Parjuangan dan Bayu Nugroho.
Terakhir untuk materi mobile aplikasi disampaikan oleh Hary
Sabita dan Rizki Sasri Dwitama.
Ketua Pelaksana Ngoprekin, Melda Agarina mengatakan,
Ngoprekin merupakan Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Berbasis Teknologi
di IIB Darmajaya.
“Kita ingin mahasiswa-mahasiswi Darmajaya dapat menghasilkan
sebuah karya yang bernilai jual dengan diadakan ngoprekin ini. Mereka akan
diajarkan cara membuat game, menampilkannya dalam aplikasi mobile dan memahami
penggunaan produk dengan lebih mudah dalam Internet of Thing (IoT),” ungkapnya.
Aga –biasa dia disapa—menerangkan bahwa setelah mereka
mengenal bagaimana cara membuat sebuah produk dari IT akan dilanjutkan dengan
melakukan pemasaran nantinya.
“Jadi sekarang mereka akan diajarkan bagaimana membuat
produk yang berguna bagi masyarakat banyak. Seperti game yang bisa ada unsur
pendidikannya kepada siapapun,” tuturnya.
Ngoprekin, lanjut Agha, akan dilakukan selama tiga hari.
“Karena memang dibutuhkan waktu agar mereka dapat membuat produk yang sederhana
tapi bisa bermanfaat bagi pengguna,” tuturnya.
Sementara, salah satu pemateri Joko Triloka mengatakan hari
pertama mahasiswa diajarkan untuk texturing dan rigging.
“Hari selanjutnya akan dijelaskan bagaimana teknik skinning
dan membuat animating dan terakhir desain interface unity dengan implementasi
augmented reality. Mereka diminta membuat sebuah dimensi dari bentuk fauna
ataupun lainnya dengan texturing dan rigging,” ungkapnya.
Ngoprek IoT dengan materi awal pengenalan IoT, wireless
communication, sensor & device, dan perakitan. Untuk mobile aplikasi
mahasiswa yang ngoprek menerima materi mobile framework introduction, choose
the right idea, system and design planning pada hari pertama.
Kemudian hari kedua, mulai pengenalan tools dan alat
pendukung lain untuk mobile aplikasi. Terakhir, mahasiswa diminta untuk
mengembangkan mobile aplikasi per kelompok.(rls/red)
Editor: Harian Momentum