MOMENTUM, Bandarlampung--Masa reses DPRD Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan diisi dengan kunjungan ke PTPN VII Unit Beringin, Rabu (19-2-2020).
Ketua DPRD Muara Enim Aries HB dalam pernyataannya meyakinkan perusahaan BUMN tetap teguh dengan rencana bisnis yang sedang terus dibangun. Dalam kunjungan ini, Aries didampingi delapan Anggota DPRD Muara Enim.
“Kami sangat paham, bagaimana Pemerintah Pusat memberi mandat kepada PTPN VII menjadi agen pembangunan untuk menembus daerah-daerah terisolasi. Daerah kami ini, Muara Enim, terutama Kecamatan Lubai, Lubai Ulu, dan Rambang Dangku, adalah daerah yang beruntung. Tanpa adanya PTPN VII di sini, entah seperti apa kondisinya sekarang,” kata Aries HB.
Pada reses ini, hadir sebagai tuan rumah adalah Direktur Komersil PTPN VII Achmad Sudarto. Dia didampingi Kepala Bagian Umum dan PKBL Yessy Plofesi, Manajer PTPN VII Unit Beringin M. Arifin Lubis, dan beberapa manajer unit sekitar. Sedangkan dari pemerintahan hadir Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim, Camat Lubai, Camat Lubai Ulu, dan Camat Rambang Dangku. Juga Kepala Desa Aur, Karangagung, Karangsari, Karangmulian, Pagar Dewa, Prabumenang, Kades Sumber Asri, dan belasan tokoh masyarakat.
Dalam pengantarnya, Manajer PTPN VII Unit Beringin M. Arifin Lubis menyampaikan terima kasih atas kunjungan Ketua dan Anggota DPRD Muara Enim. Menurutnya, ini adalah penghormatan yang tinggi sehingga silaturahmi bisa terhubung dan solusi atas masalah-masalah bisa dipecahkan.
Senada, Direktur Komersil Achmad Sudarto setelah memperkenalkan profil PTPN VII secara umum menyampaikan pesan-pesan proyektif. Ia menyebut, pihaknya terus menjalin kerja sama dengan Polda Sumsel dan Kodam II/Sriwijaya untuk membantu mengamankan asset Negara.
“Masalah kami di Unit Beringin ini adalah soal losess karena pencurian karet. Kami sudah kerja sama dengan Polda Sumsel. Dan Polda Sumsel sudah memetakan Unit Beringin ini sebagai red allert atau area merah alias wilayah darurat. Oleh karena itu, kami minta dukungan para tokoh untuk menyosialisasikan ini agar tidak terjadi benturan polisi dengan para pencuri yang nota bene adalah masyarakat kita,” kata mantan Direktur Keuangan PT Pindad ini.
Lebih lanjut, Achmad Sudarto juga memuji prakarsa DPRD Muara Enim yang terus memberi dukungan kepada PTPN VII untuk mengembangkan bisnisnya. Ia mengatakan, saat ini perusahaan sedang berjuang keras melewati masa sulit akibat iklim bisnis agro yang kurang kondusif. Persoalan harga komoditas dan kondisi alam menjadi faktor dominan yang terus diantispasi.
“Kami terus berjuang untuk kembali bangkit. Saat ini, langkah recovery sudah menunjukkan hasil positif dan trendnya terus membaik. Kami minta doa dan dukungan semua pihak agar trend ini bisa dipertahankan sehingga manfaat keberadaan kami bisa ikut dirasakan oleh masyarakat sekitar,” kata dia.
Melanjutkan dukungannya, Ketua DPRD Aries HB meminta para camat, kades, dan tokoh masyarakat untuk bekerja sama dengan PTPN VII. Adanya dinamika di masyarakat yang terjadi akibat gesekan kepentingan, menurut Aries, tidak boleh mengubah hubungan mutualisme dengan PTPN VII.
“Kita harus berterima kasih kepada PTPN VII. Jasanya sangat besar bagi daerah kita sehingga begitu banyak masyarakat yang mendapat pekerjaan, mendapatkan penghasilan, menghidupkan ekonomi masyarakat. Mari kita dukung untuk kemajuan dan kejayaannya kembali,” tegasnya.
Mengomentari atmosfer PTPN VII di tengah masyarakat, Kades Sumbermulya Yoni Welison mengaku tidak bisa membayangkan jika tidak ada PTPN VII berdiri di daerahnya. Sebagai salah satu desa penyangga, Sumbermulya sangat diuntungkan dengan adanya PTPN VII. Namun demikian, ketika kondisi perusahaan sulit saat ini, imbas melemahnya ekonomi juga berpengaruh kepada warga.
“Dulu waktu PTPN VII jaya, kami ikut merasakan kemakmurannya. Setiap ada kegiatan, baik pemerintahan, social, olah raga, keagamaan, kesenian, pasti dibantu. Tetapi sekarang proposal Agustusan saja ditolak. Katanya lagi rugi,” kata pria kelahiran Desa Pagardewa ini.
Tentang aksi pencurian karet yang marak, Yoni menyatakan desanya merasa dirugikan karena kerap menerima tuduhan. Padahal, kata dia, para pencurinya itu bukan berasal dari desanya.
“Nah, soal pencurian itu kami sebenarnya sangat dirugikan. Nama baik desa kami tercoreng. Padahal yang nyuri orang jauh. Walaupun, memang ada sebagian kecil warga kami. Tetapi kalau PTPN VII mau melibatkan Linmas, kami akan mengamankan. Sebab, ini soal nama baik desa kami,” kata dia.
Sementara itu, Jonidi, Anggota DPRD Muara Enim kelahiran Talangsenuling mengajak warga setempat untuk mendukung PTPN VII. Sebagai putera daerah yang pernah bekerja di PTPN VII, Jonidi mengetahui persis situasi dan posisi perusahaan dalam konteks hukum dan politik.
“Saya mengajak kita warga sekitar untuk mendukung PTPN VII agar tumbuh sehat kembali. Dinamika yang terjadi harus kita sudahi dengan cara mencarikan solusi yang konstruktif dan saling menguntungkan. Sebab, kalau begini terus, perusahaan tidak berkembang, sementara masyarakat pun tidak mendapat manfaat,” kata dia.
Pada lembaga Legislatif, Jonidi mengaku akan terus mengawal dan mendampingi masyarakat untuk mendapatkan solusi terbaik.
“Kami ingin suasana harmonis dan produktif antara perusahaan dengan masyarakat bisa tumbuh dengan baik. Jadi, hidup kita akan lebih berkah,” kata Anggota Dewan dari Partai Golkar ini.(rls)
Editor: Nurjanah
Editor: Harian Momentum