MOMENTUM, Kemiling--Suasana sejuk dan segar langsung terasa saat kaki menjejak di wilayah Kelurahan Sumberagung, Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Mata pun dimanjakan pemandangan alam nan asri berlatar Gunung Betung yang gagah menjulang.
Kelurahan Sumberagung banyak memiliki obyek ekowisata yang mudah diakses. Berada di satu jalur, sepanjang Jalan Wan Abdul Rahman. Pengunjung akan disajikan berbagai tempat wisata berkonsep alam.
Contohnya, Taman Kupu-Kupu, Lembah Durian, Taman Rusa, dan Taman Seven Selfie. Selain itu, akan ada destinasi baru yang dikemas dengan konsep berwawasan lingkungan yaitu Ekowisata Sumber Agung.
Lokasi ekowisata itu juga berada di Jalan Wan Abdul Rahman, tepatnya di Gang Pemuda (samping kantor kelurahan setempat). Menempati wilayah seluas sekitar satu hektare. Terdapat enam area rancangan destinasi wisata yang menyenangkan, seru, dan mendidik.
Destinasi pertama, yaitu Ninja Warior. Area itu terdapat permainan anak, seperti: jaring laba-laba, perosotan, dan ayunan. Lalu, ada rumah pohon yang cocok untuk menikmati alam hijau dan suasana sejuk sembari melihat pemandangan pantai.
Lalu, ada destinasi Toga. Area itu khusus untuk aneka ragam rempah-rempah. Diantaranya, Kapulaga, Jahe Merah, Laos, Kencur, Krokot, Sambil Loto, Jahe, dan Kunyit.
Berikutnya, terdapat area kebun. Destinasi untuk melihat banyak sayur-sayuran. Mulai dari, Kol, Terong, Rampai, Bawang, Cabai, Kangkung, dan Selada.
Ekowisata Sumber Agung, tak hanya bernuansa tumbuhan. Di sini pula terdapat destinasi perairan. Pengunjung dapat memancing, memberi makan ikan. Ada pondok untuk santai, makan bersama, atau meeting di pinggir kolam.
Selanjutnya, ada kolam belut dan khusus area pendidikan. Area ini untuk anak-anak, mahasiswa, dan masyarakat untuk belajar konservasi tumbuhan dan hewan.
Pengelola Eko Wisata Gatot mengatakan, semula lahan tersebut kurang dimanfatkaan. Lalu, dia mendapatkan inspirasi dari teman untuk merancang ekowisata.
"Di sini saya dulu cuman buat nanem sayuran organik dan peternak lebah. Rancang wisata seperti ini saya dulu menyerah, tapi dapet support dari temen-temen," katanya.
Kekayaan potensi wisata di Desa Sumberagung akan dibuat dengan konsep dengan ecotourism atau ekowisata. Hal ini diinisiasi Pemandu Gunung Berry Aristha.
Bery mengatakan konsep ecotourism memiliki prinsip bertanggungjawab kepada alam, memberdayakan masyarakat, dan meningkatkan kesadaran lingkungan.
"Penerapan juga harus sustainble dengan konsep zero waste juga. Kalau pariwisata tumbuh, maka akan ada pemberdayaan dengan adanya itu akan ada peningkatan ekonomi. Jadi tidak ada masyarakat masuk ke hutan Tahura untuk perburuan hewan dan ilegal logging," ujarnya.
Menurut Bery, konsep ecotourisme tidak bisa berjalan sendiri butuh prinsip kaloborasi dari berbagai pihak.
"Makanya kita mendorong sosialisasi ini baik dari pihak pemerintah harapanya memberikan arah dan kebijakan. Serta menghadirkan stakeholder pelaku pariwisata, dan pemangku setempat, sehingga bisa saling bersinergi" tuturnya.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kehutanan Y. Ruchyansyah, ecotourism menjadi salah satu target progam engoptimalkan pemanfaatan hutan Tahura. Alasan dia, tak hanya untuk wisata, tapi juga berusaha untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar, dan konservasi karena juga berdekatan dengan Hutan Tahura.
"Kita bisa berkaloborasi, sehingga betul-betul akan ada potensi wisata unggulan di Provinsi Lampung," ajaknya.
Dinas Kehutanan akan menyiapkan lahan yang ada di Hutan Tahura. "Tahura adalah halaman ekowisata yang ada di sini, sehingga bisa bersinergi di sana. Apapun yang ada di Hutan Tahura silakan dimanfaatkan bareng-bareng. Namun, dalam kooridor tertuntu yah, karena ada yang boleh dan tidak boleh karena itu hutan konservasi," ucapnya.
Terpisah, Ketua Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Edarwan, juga sepakat Desa Sumberagung dikembangkan ecotourism. Alasannya, ada destinasi baru berbasis lingkungan, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat.
"Dari dulu Sumberagung, Kemiling ini cocok layak destinasi wisata. Suasana sejuk, tenang, banyak area yang beranekaragam wisatanya. Kami sudah mencoba menetapkan Desa Sumberagung jadi desa wisata," ucapnya
Edarwan, akan mendukung dari segi dengan melatih untuk memberdayakan warga sekitar dan promosi. Selain itu, mendukung sarana dan prasarana sesuai kebutuhan saat setelah ditinjau dan mengajak agen trevel untuk sebagai tujuan wisata.
"Kita lihat dulu sarana prasarana yang akan di dukung. Pembinaan terhadap SDM nomer satu, tahun depan kita akan bantu pelatihan. Serta, bekerjasama dengan agen trevel," ujarnya.
*Pelaku Pariwisata*
Pemilik Taman Kupu-Kupu, Anshori Djausal mengatakan dalam membangun wisata perlu akses jalan yang mudah. Selain itu, yang terpenting tempat pariwisata itu satu jalur arahnya, jangan terpisah tata ruang wilayahnya.
"Pariwisata itu tidak bisa terputus-putus, harus bersambung. Dalam pariwisata juga perlu akses jalan yang terus baik," ungkapnya.
Menurut akademisi Universitas Lampung, ini adanya ecotourism di wilayah Desa Sumberagung langkah yang positif. Alasannya, wisatawan hanya satu jalur Jalan Wan Abul Rahman, Sumberagung, Kemiling ini dapat menikmati berbagai destinasi wisata dan konservasi.
"Jadi bila ada wisitawan datang, tidak bosan karena banyak pilihan, beranekaragam di wilayah sini dan tidak 'lompat-lompat' tempat wisata yang ada di Bandarlampung ini," ucapnya.
Anshori menilai para wisatawan yang berkunjung ke Bandarlampung susah buat bertahan lebih dari satu hari. Sebab, tempat wisata dan wisata yang lain pisah-pisah, hal iru membuat tenaga wisatawan habis dalam perjalanan.
"Harus buat betah di Bandarlampung bertahan lebih dari tiga hari supaya duitnya masuk ke warga sini. Dengan itu kehidupan warga akan lebih kaya, asal juga di dukung. Seperti, perlu pembinaaan SDM, penduduk sekitar juga harus ramah," katanya.
Laporan: Alfanny Pratama
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum