MOMENTUM, Bandarlampung--Tegas dan disiplin, begitulah sosok Marzuli Warganegara di mata anak-anaknya.
Hal itu diungkapkan putra Marzuli Warganegara, Tanza Dwi Jaka Utama saat diwawancarai harianmomentum.com, Jumat (18-3-2022).
"Papa adalah orang yang sangat tegas, terutama dalam masalah pendidikan untuk anak-anaknya," kata Tanza.
Bahkan, Marzuli mengajarkan anak-anaknya untuk hidup mandiri sejak dini. Setelah lulus sekolah menengah pertama (SMP), anak-anaknya dididik untuk tinggal terpisah dari orangtua.
"Dengan cara ini selain untuk tujuan mencari sekolah yang lebih baik, kami juga diajarkan untuk hidup lebih mandiri dan terbiasa untuk bergaul dengan orang lain. Tanpa ada bayang-bayang sosok orang tua kami," jelasnya.
Meski demikian, keputusan Marzuli Warganegera sering dinilai terlalu berat untuk dijalankan.
"Apalagi, saat itu kami baru berumur 15 tahun. Tapi setelah kami jalankan, kami tau bahwa itu semata-mata untuk kebaikan dan masa depan kami," sebutnya.
Dibalik sosoknya yang tegas dan disiplin, namun Marzuli Warganegara merupakan sosok ayah yang bijaksana dan sayang kepada anak-anaknya.
"Di tengah kesibukan pekerjaan dan berbagai kegiatannya dalam membina olahraga di Lampung, beliau selalu menyediakan waktu bagi anak-anaknya untuk berkomunikasi langsung," sebutnya.
Apalagi, menurut dia, setiap hari sekeluarga harus makan malam bersama. "Karena di saat inilah beliau akan berkomunikasi dengan anak-anaknya untuk menanyakan mengenai kegiatan kami hari itu dan hal-hal lain," ungkapnya.
Tidak hanya itu, anak-anaknya juga dituntut untuk ikut dalam dunia olahraga. Salah satunya renang.
"Waktu beliau membina klub olahraga kami semua masih kecil-kecil. Tapi tahun 80an, saat beliau membina klub renang, kami semua disuruh ikut bergabung," tuturnya.
Dia menuturkan, hampir setiap hari setelah pulang sekolah, selalu berlatih renang. Bahkan menjelang kejuaraan, tidak jarang mereka harus berlatih 2 kali sehari: sebelum berangkat dan sepulang sekolah.
"Kami juga ikut beberapa kejuaraan. Baik di tingkat provinsi ataupun nasional. Jadi kami memang diajak untuk ikut di bidang olahraga sama beliau," jelasnya.
Bahkan, dia mengaku hingga saat ini tetap aktif di dunia olahraga, di tengah kesibukannya sebagai karyawan swasta.
"Sekarang saya sudah 51 tahun, tapi masih aktif berolahrga. Walaupun bukan profesional. Darah olahraga tidak bisa dihilangkan dari kami," terangnya.
Dia juga sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dan DPRD yang telah menetapkan Marzuli Warganegara sebagai Pahlawan Daerah Perintis dan Pembina Olahraga.
Dia berharap, hal itu menjadi motivasi bagi generasi penerus untuk terus berbuat demi Lampung. Khususnya untuk membangkitkan olahraga Lampung.
"Kami dari keluarga sangat berterimakasih kepada Gubernur Lampung dan DPRD. Harapan kami ini menjadi motivasi generasi penerus untuk melanjutkan kontribusi pak Marzuli ke Provinsi Lampung," tuturnya.
Sebab, dia menilai, untuk memajukan olahraga Lampung diperlukan peran para pengusaha. "Karena kita tidak bisa hanya mengandalkan anggaran daerah. Jadi harapan kami dengan adanya penghargaan ini mengajak pengusaha di Lampung untuk ikut terus membantu Lampung. Baik di bidang olahraga atau yang lainnya," tutupnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya