Harianmomentum.com--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya meningkatkan produksi sekaligus mendongkrak harga ubi kayu yang selama ini selalu terpuruk.
Salah satu upaya tersebut dilakukan melalui rapat forum koordinasi Dewan
Riset Daerah (DRD) se-Sumatera I.
“Lampung
bisa disebut sentral ubi kayu. Namun, keberadaan ubi kayu ini belum mampu
membawa kesejahteraan bagi petani. Karena itu, kami gelar rapat forum DRD agar
persoalan dari hulu ke hilir yang selama ini terjadi bisa terurai dan ada jalan
keluarnya,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda)
Provinsi Lampung, Mulyadi Irsan saat konferensi pers, Senin (23/10).
Mulyadi
menuturkan, saat ini Pemprov Lampung berharap banyak dukungan dari pemerintah
pusat. Untuk itu, pihaknya akan menghadirkan tiga menteri pada rapat forum DRD
di Ballroom Hotel Emersia, 25-26 Oktober mendatang.
Dalam
rapat tersebut, kata Mulyadi, DRD akan mengupayakan ada kesepakatan atau
rumusan bersama antara pemerintah daerah, baik Lampung atau daerah lain dengan
pemerintah pusat.
"Ada
kesepakatan tentang bagaimana harga yang baik, produksi yang bagus, dan para
pelaku industri pun nyaman. Jadi, everybody happy dalam hasil
rapat forum itu,” ujarnya.
Sementara
Wakil Dewan Riset Lampung Andi Desfiandi menyatakan, ubi kayu di Lampung
menyuplai sekitar 30% kebutuhan suplai nasional. Akan tetapi, jaminan harga ubi
kayu tidak jelas, sehingga produksinya menurun tiap tahun.
Hal
tersebut, menurut Andi menjadi salah satu kendala mengapa para petani di
Lampung mulai menganti tanaman yang dinilai lebih menguntungkan.
“Harusnya
sudah kaya raya petani di Lampung. Tapi, tidak karena harga jual ubi kayu hanya
Rp300-Rp500 per kg,” kata dia.
Kedepan,
lanjut Andi, pihaknya berharap singkong dapat menjadi salah satu komoditas
strategis Nasional Lampung yang semula padi, jagung, kedelai (Pajale) menjadi
padi, jagung, kedelai, singkong (Pajalengkong).
Untuk itu hasil kesepakatan pada rapat forum itu nantinya akan disampaikan ke Menteri Pertanian dan Presiden untuk dapat dijadikan bahan pertimbangan bahwa Lampung merupakan daerah sentra ubi kayu, dimana 6-7 kabupaten di Lampung concern terhadap ubi kayu. (ira)
Editor: Harian Momentum