Prevalensi Stunting Kabupaten Pringsewu Turun 2,8 Persen

img
Rapat koordinasi dan Rembuk Stunting Kabupaten Pringsewu, berlangsung di aula pemkab setempat dibuka Pj. Bupati Pringsewu Adi Erlansyah.

MOMENTUM, Pringsewu -- Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi Stunting Kabupaten Pringsewu pada tahun 2022 mengalami penurunan sebesar 2,8 persen dari 19 persen pada tahun 2021 menjadi 16,2 persen .

"Angka itu masih lebih rendah dari nasional 21,6 persen. Namun masih di atas prevalensi stunting Provinsi Lampung sebesar 15,2 persen," jelas Penjabat Bupati Pringsewu Adi Erlansyah.

Dia mengatakan hal itu saat membuka rapat koordinasi dan Rembuk Stunting Kabupaten Pringsewu di Aula Pemkab Prinsewu, Selasa 7 Maret 2023.

Adi Erlansyah menuturkan, sedangkan berdasarkan data hasil entri elektonik Pencatatan Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM)) pada tahun 2022, prevalensi stunting Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan sebanyak 1.03 persen yaitu menjadi 5.50 persen .

Yakni, dengan jumlah sasaran balita stunting 1640 anak dibandingkan pada tahun 2021 sebesar 6.54 persen dengan jumlah sasaran balita stunting 1.843 balita stunting.

"Semoga penurunan prevalensi stunting merupakan awal yang baik untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 10.91 persen pada tahun 2024 berdasarkan SSGI, dan menjadi 3,5  persen berdasarkan target ePPGBM,"tuturnya  

Menurutnya, pada tahun ini kembali ditetapkan 30 Pekon Lokus Stunting berdasarkan Surat Keputusan Bupati Pringsewu Nomor: B/248/KPTS/B. 01/2022 tentang Penetapan Lokus Stunting Tahun 2023 di Kabupaten Pringsewu.

Adi Erlansyah menambahkan, upaya penurunan stunting terdiri dari intervensi spesifik dan intervensi sensitive yang harus dilakukan oleh semua pihak.

Dia menambahkan, untuk  mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung, juga  diperlukan dukungan yang mencakup komitmen dan kebijakan dari seluruh unsur dalam keterlibatan pelaksanaan kegiatan pencegahan penurunan stunting.

Sedang Rembuk Stunting sebagai suatu langkah penting yang melibatkan semua pihak untuk bersama-sama berkomitmen dalam melaksanakan program yang harus dilakukan pemerintah Kabupaten.

"Hal itu untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama dan menyeluruh antara Perangkat Daerah penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat,"imbuh Adi Erlansyah.

Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2AP3KB) Kabupaten Pringsewu, Nang Abidin Hasan mengatakan, agenda itu dengan tema Gerakan Bersama Rakyat Pringsewu Cegah Stunting (Gebrak Princes) Berbasis Pendampingan Keluarga dan Konsumsi Tablet Tambah Darah serta Protein Hewani.

Diikuti 850 peserta terdiri 100 peserta hadir secara langsung, sisanya melalui daring. Pada agenda ini juga diluncurkan minuman berprotein hewani cegah stunting berupa minuman cendol princes dibuat dari ikan lele," jelas Nang Abidin Hasan. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos