Isi Selebaran Skandal Sinta Melyati

img
Pemuda yang mengenakan topeng bergambar perempuan bertuliskan Sinta Melyati. Foto: Istimewa

Harianmomentum.com— Munculnya sekelompok anak muda mengenakan topeng bergambar wajah seorang perempuan cantik bertuliskan Sinta Melyati dan membagikan selebaran, Rabu (8/11) siang membuat heboh masyarakat Kota Bandarlampung.

 

Baca: Heboh, Skandal Sinta Muncul di Kampus dan Perempatan Jalan

 

Berikut isi selebaran berjudul: Skandal Berdosa Ridho Ficardo dan Sinta Melyati.

 

Berawal dari sebuah pertemuan di lapangan tembak Marinir Piabung Kabupaten Pesawaran Lampung antara seorang gadis bernama Sinta Melyati dengan Ridho Ficardo bersama seorang pengusaha bernama Ginta skandal kisah cinta berdosa dimulai pada Tahun 2013.

 

Sinta waktu itu masih bekerja sebagai tenaga marketing di salah satu perusahaan di mana pimpinan perusahaan di tempat Sinta bekerja memberikan Nomor HP dan pin BBM Ridho Ficardo notabanenya.

 

Via itulah hubungan Sinta dan Ridho berlanjut hingga sampai di Plaza Senayan dan terjadilah skandal berdosa diantara pasangan ini.

 

Hubungan Ridho Ficardo dengan Sinta berlangsung lama hingga masuk di awal Tahun 2014 tepatnya Bulan Maret melalui sebuah kisah di Hotel Amaraso Cosmo, Jalan Pangeran Antasari, Kemang Jakarta, skandal berdosa Ridho dan Sinta kembali terjadi.

 

Bermula dari Sinta ingin menikmati masa liburanya ke Singapura dan komunikasi intenspun tetap terjalin antara Ridho dan Sinta.

 

Berangkat dari sinilah keadaan dimanfaatkan oleh Ridho untuk mengajak Sinta bersinggah ke kamar Hotel Amaraso Cosmo Jakarta sepulangnya dari liburan Sinta di Singapura. Alhasil skandal berdosa pun terulang kembali.

 

Sangat disayangkan skandal berdosa ini terus terjadi dan terulang.

 

Berita dan informasi adanya skandal Sinta tersiar luas dipenjuru wilayah Lampung melalui media massa cetak dan online yang kemudian muncullah desakan-desakan dan protes dari Warga Lampung hingga di Senayan.

 

Melalui Jaringan Kerakyatan Lampung (JKL) warga lampung terus bergerak mendesak diusut tuntasnya kisah skandal ini yang sebelumnya sudah dilaporkan oleh pengacara Sinta yaitu Dewi Sartika ke Komisi III DPR RI. 

 

Surat dan jadwal hearing bersama komisi III beberapa kali dilayangkan dan ditujukan kepada Ridho Ficardo untuk hadir guna memberikan klarifikasi atas tuduhan pelecehan seksual dan skandal berdosa tersebut.

 

Namun Ridho dengan alasan kesibukan tidak pernah mau hadir memenuhi panggilan Komisi III. Ada apakah dengan tidak hadirnya Ridho?

 

Falsafah hidup mengatakan bahwa yang bersalah tidak akan pernah berani memberikan kesaksian kebenaran atas kesalahanya, ini melekat dalam diri Ridho Ficardo.

 

Hari ini sudah seharusnya kita sebagai warga Lampung cerdas menilai seorang pemimpin untuk kebaikan Provinsi Lampung Kedepedan. Kita tidak akan pernah terima jika pemimpin Lampung memiliki perilaku menghianati istrinya untuk berskandal dosa dengan perempuan lain.

 

Otomatis dia akan menghianati kita juga sebagai warga Lampung. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos