MOMENTUM, Pringsewu--Gabungan penggiat olahraga yang mengatas namakan Forum Martabat Olahraga (FMO) Kabupaten Pringsewu menuntut pemkab setempat menambahan bonus atlet dan pelatih peraih medali pada ajang Porprov IX Lampung tahun 2022 lalu. Jika tuntutan tersebut tidak dikabulkan, maka FMO Pringsewu mengancam akan menggelar unjuk rasa damai dengan menurunkan 500 orang.
"Kami kompak bersatu akan turun aksi damai guna menyampaikan aspirasi para atlet dan pelatih peraih medali Porprov IX," kata Kordinator Lapangan FMO Pringsewu Rusmanto, Minggu (2-4-2022).
Semula, aksi damai itu dijadwalkan pada Senin 3 April 2023. Namun karena bertepatan dengan upacara HUT ke 14 Pringsewu, maka FMO menjadwalkan menggelar demonstrasi itu pada Selasa atau Rabu.
"Surat pemberitahuan terkait aksi damai ini juga sudah dilayangkan ke Polres Pringsewu sejak Jumat 31 Maret lalu. Kita akan mengerahak 500 orang terdiri dari para atlet, pelatih, pengurus cabor, pengurus KONI, mahasiswa, ormas dan para penggiat olahraga Pringsewu," terangnya.
Ada tiga tuntutan utama yang akan disampaikan pada aksi damai itu: penundaan pelaksanaan pemberian bonus atlet dan pelatih peraih medali dalam Porprov IX Tahun 2022. Meminta penambahan jumlah bonus atlet dan pelatih minimal nilainya sama dengan bonus pada Porprov VIII tahun 2017.
"Kami meminta kepada Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Pringsewu dicopot dan diganti dengan pejabat yang benar-benar peduli, paham tentang tata kelola dan manajemen olahraga," tegasnya.
Di tempat sama Ketua Umum KONI Pringsewu Dwi Pribadi mengatakan, sebenarnya tuntutan rekan-rekan FMO, bukan masalah nilai bonus, tetapi meminta sebagai pejabat harus memanusiakan juga menghargai jasa perjuangan para atlet dan pelatih.
"Selain itu supaya ada ketranparasian juga reformasi tata kelola di bidang olahraga dengan perhatian serius hingga meraih suatu prestasi yang membanggakan yang bermuara pada kesejahteraan atlet juga pelatihnya," kata Dwi.
Menurut dia, hasil perjuangan para atlet dan pelatih di ajang Porprov IX sangat patut diapresiasi. "Dengan anggaran yang sangat minim, para atlet dan pelatih kita mampu meraih pososi lima besar Porprov 2022, dengan perolehan 73 medali emas, 57 perak dan 123 perunggu. Jadi wajar sekali jika mereka perlu diperhatikan dan dihargai secara pantas," terangnya.
Dia membandingkan, pada Porprov 2017 lalu, bonus untuk atlet perorangan peraih medali emas Rp10 juta, perak Rp6 juta, perunggu Rp3 juta. Namun, pada Porprov 2022 malah menurun, peraih medali emas perorangan Rp7,5 juta, perak Rp3,5 juta dan perunggu Rp2 juta. Begitu juga bonus untuk pelatih peraih medali emas sebesar Rp3 juta.
"Sangat miris, pada Porpov 2022 bonus pelatih peraih medali emas turun drastis hanya dinilai Rp800 ribu. Nilai ini jelas sangat jauh dari harapan dan kurang menghargai jasa profesi olahragawan," tegasnya.
Dwi bertekad jika memang Pemkab Pringsewu tidak menanggapi untuk menambah bonus atlet dan pelatih, maka dia siap terdepan turun ke jalan menghimpun koin donasi untuk tambahan bonus para atlet dan pelatih tersebut.
"Saya siap paling depan mencari koin tambahan di jalan. Bila perlu mencari koinnya sampai ke Bandarlampung atau ke Jakarta," tegasnya.
Kepala Kesbangpol Pringsewu Sukarman yang sempat hadir dalam rapat FMO itu mengatakan siap memfasilitasi dialog dengan Pj Bupati Adi Erlansyah untuk menemukan solusi.
"Saya jaminannya jika tidak hari Selasa, ya Rabu pasti dapat berdialog dengan pak Pj bupati. Jika gagal, saya siap mundur dari jabatan saya," tegasnya.
Sukarman juga menjamin adanya penundaan pemberian bonus bagi atlet Porprov yang direncanakan pada Senin di sela upacara HUT ke-14 Kabupaten Pringsewu. "Namun mengenai tuntutan kenaikan bonus tersebut, bukan wewenang saya," terangnya. (**)
Editor: Munizar