MOMENTUM, Bandarlampung--Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung memastikan ternak yang terjangkit LSD (lumpy skin disease) tetap aman dikonsumsi.
Menurut Kepala Disnakkeswan Lampung Lili Mawarti, penyakit kulit yang menyerang hewan ternak sapi dan kerbau itu tidak menular ke manusia.
"LSD ini bukan penyakit zoonosis artinya tidak menular dari hewan ke manusia. Jadi ternak yang terpapar penyakit LSD tetap aman dikonsumsi," kata Lili melalui rilis yang diterima harianmomentum.com, Senin (15-5-2023).
Meski demikian, sebelum dikonsumsi, bagian tubuh yang terkena penyakit kulit tersebut harus dihilangkan.
"Sapi atau kerbau yang tertular LSD dan telah sembuh, dagingnya masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampak," jelasnya.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat agar membeli daging yang berasal dari rumah potong hewan yang diawasi oleh dokter.
"Saat membeli daging sapi di pasar tetap selektif, bila ada daging sapi yang bentuk atau teksturnya mencurigakan," imbaunya.
Dia menjelaskan, ada beberapa ciri hewan yang terjangkit penyakit tersebut. Seperti munculnya benjolan pada kulit sapi. Terutama pada bagian leher, punggung, dan perut.
Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu.
Selain itu, Lili juga mengimbau masyarakat atau peternak untuk tidak menjual, melakukan pengiriman lintas daerah dan memotong hewan yang masih sakit. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya