Atasi Masalah Stunting, Lambar dan BKKBN Berdayakan Keluarga Akseptor

img
Orientasi pemberdayaan ekonomi keluarga akseptor menjadi salah satu upaya mengatasi masalah stunting di Lampung Barat. Kerja sama Pemkab Lampung dan BKKBN Lampung.

MOMENTUM, Liwa -- Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (Lambar) bersama BKKBN Provinsi Lampung terus melaksanakan program untuk mengatasi masalah stunting.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Lambar, Danang Harisuseno mengatakan, salah satunya upaya untuk mengatasi stunting adalah menggerakan kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA).

Kelompok UPPKA, lanjut Danang, adalah usaha ekonomi produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga akseptor yang saling beriteraksi dalam rangka meningkatkan fungsi ekonomi keluarganya demi mewujudkan kemandirian ekonomi keluarga.

"Mengajak keluarga akseptor aktif bergerak dalam ekonomi produktif guna meningkatkan ketahanan dan kemandirian ekonomi keluarga," katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23-8-2023)

Sejalan dengan tujuan peningkatan ketahanan dan kemandirian ekonomi keluarga, kegiatan kelompok UPPKA diharapkan menjadi kegiatan yang inovatif, kratif dalam menjalankan ekonomi produktif sehingga dapat membentuk keluarga yang mandiri secara ekonomi.

Danang juga menjelaskan terdapat empat kreteria yang tergabung dalam anggota kelompok UPPKA itu, antaranya pasangan usia subur (PUS), peserta keluarga berencana (KB), remaja dan lanjut usia atau lansia.

"Tujuannya untuk mengajak keluarga aktif bergerak dalam ekonomi produktif, meningkatkan ketahanan dan kemandirian keluarga dan mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera," ungkapnya.

Dalam pengelolaan kelompok UPPKA, kata dia, pertama dilakukan identifikasi keluarga akseptor dilanjutkan dengan melakukan pertemuan antar keluarga akseptor yang telah didata dan kemudian dibentuklah kelompok tersebut. Kegiatan ini tetep melibatkan pengorganisasian baik dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatam dan desa.

"Kegiatan utamanya yakni menciptakan produk yang berpeluang, menggalang sumber permodalan, membentuk jaringan pemasaran yang dibarengi dengan penunjang seperti penyuluhan KIE, kunjungan rumah, melakukan pencatatan dan pelaporan," katanya. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos