Awasi Pemilu 2024, Bawaslu Mesuji Deklarasikan Kampung Pengawasan Partisipatif

img
Ketua Bawaslu Provinsi Lampung Iskardo P. Panggar memukul gong tanda dimulainya deklarasi Kampung Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024.

MOMENTUM, Mesuji--Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Mesuji mendeklarasikan Kampung Pengawasan Partisipatif Demokrasi Pemilu 2024.

Kegiatan bertema "Mengaktifkan Kampung Pengawasan Masyarakat Berperan Dalam Demokrasi" itu berlangsung di aula Desa Tanjungmenang Raya, Kecamatan Mesuji Timur, Selasa (19-09-2023). 

Ketua Bawaslu Kabupaten Mesuji Deden Cahyono mengatakan, kegiatan itu dalam rangka penguatan dan sinergitas aspek pencegahan, pengawasan, hubungan antar lembaga, partisipasi dan masyarakat kepada stakeholder menghadapi Pemilu 2024.

"Kegiatan ini sebagai simbol kesiapan pengawasan, saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk menciptakan pemilu yang damai dan berintegritas melalui pengawasan partisipatif," kata Deden.

Bawaslu Mesuji juga, kata Deden mengajak masyarakat ikut berperan dalam demokrasi Pemilu dengan penuh kesadaran. Serta komitmen untuk mendukung upaya pemantauan dan pengawasan pemilihan umum yang adil jujur dan transparan.

Dia menuturkan, kegiatan deklarasi ini untuk mewujudkan Pemilu yang langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Selain itu, untuk mewujudkan Pemilu yang aman tertib, damai, berintegritas, tanpa hoax, politisasi, SARA dan politik uang.

Serta mewujudkan pengawas Pemilu partisipatif oleh masyarakat agar untuk melaporkan jika terjadi dugaan pelanggaran Pemilu.

"Mari bersama-sama mengambil tanggung jawab untuk menjaga integritas pemilihan umum dan meramaikan semangat demokrasi di lingkungan masing masing di wilayah Kabupaten Mesuji," papar dia.

Ketua Bawaslu Provinsi Lampung Iskardo P. Panggar menyebut ada tiga hal yang dapat menciderai pesta demokrasi.

Pertama, politik uang dengan cara memberikan sesuatu kepada calon pemilih dan berharap dapat suara tersebut. 

Kedua, intimidasi seperti pimpinan ke bawahan, perusahaan ke karyawan, tokoh ke masyarakat. Terakhir, ujaran kebencian SARA dan Hoaks.

"Ketiga hal ini sangat berakibat fatal terhadap kondisi sosial dalam masyarakat, riset menunjukan dampak Hoax menyasar usia 50 tahun ke atas," terang Iskardo.

Iskardo berharap Bawaslu untuk mempersatukan bukan memecah belah. "Demokrasi merupakan pembangunan manusia, adanya keputusan politik akan berakibat pada arah kebijakan pemangku kepentingan. Urgensi pengawasan partisipatif sebagai wujud pemilu demokratis," ujarnya.

Kaban Kesbangpol Kabupaten Mesuji Taufiq Widodo mengungkapkan, seluruh daerah yang ada di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak pada 2024.

"Suksesnya Pemilu itu tergantung pada enam komponen. Yaitu, KPU, Bawaslu, Pemda, aparat keamanan, peserta Pemilu, media massa dan masyarakat. Komponen tersebut adalah corong Pemilu yang aman, damai, tertib dan berintegritas," pungkas dia.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos