Balita Stunting di Kabupaten Pringsewu Mengalami Penurunan

img
Dinas P2AP3KB Kabupaten Pringsewu gelar evaluasi pendampingan keluarga stunting dan beresiko stunting dalam upaya percepatan penurunan stunting Kabupaten Pringsewu tahun 2023 sekaligus meluncurkan program layanan Artifical Intelligence Layanan Stunting (AI Lanting)

MOMENTUM, Pringsewu -- Bayi di bawah lima tahun atau balita yang menderita stunting di Kabupaten Pringsewu mengalami penurunan.

Berdasarkan data Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau E PPGBM, balita sunting di Kabupaten Pringsewu pada penimbangan Agustus 2023 berjumlah 1.405 balita atau turun 5,17 persen. Angka itu turun dibandingkan dengan penimbangan Februari 2023 sejumlah 1.536 balita stunting atau 5,54 persen.

Sedang berdasarkan data dari E Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angkat stunting di Kabupaten Pringsewu pada tahun 2022 sebanyak 16,2 persen. Angka ini juga turun dibandingkan tahun sebelumnya, 2021 dengan angka stunting mencapai 19 persen.

Target penurunan stunting hingga akhir 2023, berdasarkan E PPGBM di Kabupaten Pringsewu yakni 4,5 persen. "Target penurunan balita stunting dari SSGI, di Kabupaten Pringsewu yakni 13,5 persen," kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Ikhsan Hendrawan.

Dia mengatakan hal itu saat membuka evaluasi pendampingan keluarga stunting dan beresiko stunting dalam upaya percepatan penurunan stunting Kabupaten Pringsewu tahun 2023 sekaligus meresmikan Program Layanan  Artifical Intelligence Layanan Stunting (AI Lanting) di Pringsewu, Selasa 5 Desember 2023.

Kegiatan yang digelar Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2AP3KB) Kabupaten Pringsewu itu, berlangsung dua hari, Senin-Selasa (4-5/12/2023).

Diikuti 120 peserta  dari unsur dinas terkait penanganan stunting, camat, puskesmas, penyuluh KB, Pekon Lokus Stunting, tim pendamping keluarga serta generasi remaja (Genre) Kabupaten Pringsewu.

Ikhsan melanjutkan, di Kabupaten Pringsewu saat ini jumlah keluarga beresiko stunting sebanyak 11.445 keluarga. Hal ini menjadi perhatian karena beresiko munculnya stunting baru.

"Yang kita tekankan lagi untuk melakukan pencegahan dengan pendampingan keluarga beresiko stunting,"ujarnya.

Menurutnya, peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dibutuhkan dalam mencapai target penurunan stunting. Dengan  melaksanakan penyuluhan, fasilitasi pelayanan rujukan dan fasilitasi penerimaan program bantuan sosial kepada calon pengantin/calon pasangan usia subur, ibu hamil serta ibu pasca persalinan.

Sementara Sekretaris Dinas P2AP3KB Kabupaten Pringsewu Nuryanto menjelaskan,  di Kabupaten Pringsewu saat ini telah terbentuk 308 tim pendamping keluarga (924 orang) sesuai dengan Keputusan Bupati Pringsewu Nomor: B/186/KPTS/D.06/2023 tentang Tim Pendamping Keluarga dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting.

"Masing-masing tim sebanyak 3 orang meliputi unsur bidan/nakes, kader TP PKK dan kader KB,"jelasnya.

Menurutnya, tujuan kegiatan tersebut untuk mengetahui sejauh mana hasil pendampingan yang telah dilakukan terhadap sasaran, intervensi yang telah dilakukan serta pengaruh terhadap percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pringsewu.

Nuryanto menambahkan, dalam pelaksanaan pendampingan keluarga, maka dibutuhkan TPK yang mempunyai sumberdaya manusia yang paham tentang stunting. Salah satu inovasi guna meningkatkan kapasitas kader TPK tersebut yakni dengan teknologi tinggi AI Lanting yang sudah diresmikan.

Chatbot tersebut dapat memberikan informasi dan edukasi mengenai stunting yang diharapkan selain TPK, juga keluarga berisiko dan keluarga dengan balita stunting dapat lebih mudah mengakses informasi dan layanan stunting. "Dengan harapan  percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pringsewu dapat tercapai lebih efektif,"imbuhnya. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos