Batu Tumpang, Bonus Keindahan Aset PTPN I Regional 7

img
Pemandangan dari atas Batu Tumpang

MOMENTUM, TANJUNGBINTANG— Menyusuri kebun karet Afdeling 4 PTPN I Regional 7 Kebun Bergen (dulu PTPN VII) sekitar setengah jam dari Jalan Sutami, Tanjungbintang, di bawah tanaman sudah terlihat bongkahan batu. Meskipun demikian, tanaman karet berumur belasan tahun itu tetap subur. Lalu, di lokasi dengan kontur lahan bergelombang dan membukit, pandangan tertumbuk ke batu-batu raksasa yang bertahta di ketinggian.



Lokasi itu biasa disebut Batu Tumpang yang kemudian menjadi magnet yang menyedot orang-orang untuk datang. Dari masyarakat sekitar dan para pekerja penyadap yang setiap hari beraktivitas, eksotika tempat yang kemudian menjadi tempat wisata itu bergema. Daya tarik sekumpulan batu jenis mirip batu granit ini terus meluas. Dan kini, tempat yang yang cocok untuk melepas penat alias refreshing ini adalah aset yang bernilai sosial karena bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara gratis.

Hamparan kebun ribuan hektare milik PTPN I Regional 7 memiliki nilai ekonomi tinggi bagi perusahaan. Lebih dari itu, kebun karet, sawit, teh, dan tebu yang dikelola juga memiliki fungsi ekologis yang amat penting dalam kehidupan manusia. Setiap hari, tanaman-tanaman ini memproduksi oksigen yang sangat vital bagi kehidupan mahluk hidup.

Selain fungsi ekologis, ada fungsi lebih lagi dalam kehidupan masyarakat. Yakni fungsi estetika berupa keindahan beberapa spot yang ada dan menjadi bagian dari kebun dan bisa menyehatkan mata wadak dan mata hati. 

“Kita mempunyai banyak sekali aset-aset kebun yang memiliki nilai lebih dari sekadar aset usaha. Ada kebun teh, pantai yang indah, air terjun di kebun, aliran sungai yang jernih, danau, dan masih banyak lagi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat refreshing. Ini saya sebut sebagai ‘intagible asset’ alias aset yang lebih dari sekadar benda,” kata Bambang Hartawan, Kabag Sekretariat dan Hukum PTPN I Regional 7.

Bambang mengatakan, aset-aset tempat wisata yang bisa secara gratis dinikmati oleh masyarakat luas itu adalah bagian dari komitmen perusahaan dalam memberi ruang manfaat. Dalam konteks ini, perusahaan tidak akan serta merta mengambil manfaat profit untuk perusahaan sebagai pendapatan. Namun, manfaat wisata yang dinikmati masyarakat adalah salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab sosial kepada lingkungan.

“Termasuk Batu Tumpang yang ada di Kebun Bergen itu. Tempat itu sudah lama menjadi tujuan wisata oleh masyarakat, bahkan sudah banyak orang dari luar bekunjung. Hingga hari ini belum kita kelola secara ekonomis. Tujuannya agar masyarakat bisa ikut merasakan aset keindahan sebagai bonus dari keberadaan kebun,” kata dia.

Tentang Batu Tumpang yang kini sudah kondang sebagai tempat wisata gratis, Manajer Kebun Bergen Gunawan menyatakan bersyukur kepada Tuhan. Aset keindahan alam di Kebun Bergen, kata dia, bukan hanya Batu Tumpang, tetapi ada beberapa lagi yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat wisata. Bahkan, kata dia, di Afdeling Kalianda, terdapat hamparan pantai indah bernama Pantai Teluk Nipah yang sampai saat ini masih free alias gratis.

Wisata Batu Tumpang atau yang juga sering disebut Batu Granit menjadi pilihan wisata untuk mengisi liburan atau sekadar menambah koleksi foto-foto menarik. Keindahan alam memanjakan mata kita melihat disekeliling tempat wisata.

Gunawan mengatakan, aset di Unit Bergen ini cukup banyak yang bisa digali untuk pengoptimalan aset. Selain taman Batu Tumpang ada juga wisata berupa pantai,  yang saat ini sudah ada kerjasama dengan PT Cemerlang Laut untuk pengelolaan tempat wisata  pantai.

Untuk di Afdeling 4 ini, kata Gunawan, ini merupakan potensi untuk dikelola menjadi tempat wisata. Saat ini sudah menjadi tempat wisata gratis untuk masyarakat sekitar. Setiap hari libur, dipastikan banyak masyarakat sekitar yang berkunjung kesini. Apalagi saat ini, disini sudah disiapkan gazebo untuk pengunjung beristrahat dan kamar kecil untuk buang air kecil.

Sesuai namanya, Batu Tumpang ini dipenuhi hamparan batu dengan berbagai ukuran. Diketahui, jenis batu-batu yang ada di sana adalah batu granit. Keindahan hamparan batu-batu granit tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Anda juga bisa menanjak atau naik ke atas bebatuan raksasa untuk melihat pemandangan indah dari atas sana. Uniknya, batuan tersebut tersusun acak tetapi kokoh.

Suasana perkebunan karet yang menyejukan menambah keindahan alam di Taman BatuTumpang, dengan vegetasi pohon karet yang rapat membuat sinar matahari sulit tembus, sehingga sangat sejuk dan nyaman.

Yang menarik lagi, kita dapat melihat dari atas batu pemandangan yang sangat menakjubkan. Hamparan kebun karet nan hijau dengan pola tanaman yang rapih dijamin mampu memanjakan mata pengunjung.

Apalagi pemandangan sepeti ini jarang ditemui di lokasi lain. Jika di lokasi lain pemandangan kebun karet nampak dari tempat yang datar, namun di sini kita bisa memandangi hutan karet pandang dari tempat yang lebih tinggi.

Letak wisata Batu Tumpang ini ada didalam perkebunan karet Afdeling 4 Unit Bergen, berada di Desa Purwodadi Dalam. Untuk sampai ke lokasi, kita akan menyusuri perkebunan karet yang teduh. 

Bila kita melakukan perjalan dari arah Bandarlampung, akan memakan waktu hingga 1 jam 30 menit. Rute ke Taman Granit Tanjung Bintang ini tidak terlalu mulus dan beraspal karena lokasinya yang berada di perkebunan karet. Bila Anda hendak pergi ke destinasi tersebut, sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi karena daerah itu jarang dilalui kendaraan.

Selain Batu Tumpang, berjarak sekitar 200 meter, kita akan diberikan suguhan hamparan batu kembar. Konon, di batu kembar ini, dahulu sering digunakan untuk bertapa. Menurut cerita terdahulu, banyak masyarakat yang datang ke batu kembar ini untuk bertapa,”kata Gunawan saat mendampingi Tim Agro berkeliling ke tempat wisata Batu Tumpang.

Adriansyah, Asisten Umum Kebun Bergen menambahkan, selain Batu Tumpang dan Batu Kembar, disini juga ada kali Gedung Bundar. Di kali ini, pengunjung bisa menikmati germecik air kali yang penuh dengan batu batu berukuran kecil dan besar. Kita bisa menyusuri kali hingga ke hilir, dengan menikmati pemandangan pepohonan besar yang rindang. (*)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos