MOMENTUM, Panaragan -- Kapolres Tulangbawang Barat, AKBP Ndaru Istimawan bersama pejabat utama kepolisian setempat melakukan sosialisasi pencegahan perundungan di kalangan pelajar.
Sosialisasi pencegahan perundungan dilakukan kapoles dan jajarannya dengan menjadi pembina upacara di berbagai sekolah pada Senin, 5 Februari 2024.
Kapolres Tubaba Ndaru Istimawan menjadi pembina upacara di SMK Negeri 1 menyampaikan amanat Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika.
"Pelaksanaan upacara bendera setiap Senin merupakan sebuah proses dalam menanamkan nilai-nilai kedisplinan dan penghormatan kepada para pahlawan. Hal ini bisa dijadikan untuk membentuk diri dalam bersikap sebagai seorang pelajar yang berkarakter kebangsaan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, jika saat ini banyak terjadi kenakalan
remaja di pelajar, seperti penyalahgunaan narkotika, perilaku perundungan (bullying), geng motor dan tawuran antarpelajar.
"Kenakalan remaja merupakan suatu bentuk kegagalan dalam mengkontrol diri, sehingga siswa/i menjadi kurang mengetahui terhadap cara berperilaku yang baik bahkan sampai dengan melakukan pelanggaran ataupun tindakan kriminal,'' katanya.
Ndaru menjelaskan, pada saat ini banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari kenakalan remaja. Selain merugikan diri sendiri, hal tersebut juga merugikan orang lain.
Menurutnya, pelajar harus menyadari bahwa kenakalan remaja dapat menghambat kemajuan dalam belajar dan mencapai cita-cita dimasa depan.
Masa remaja merupakan periode yang penuh dengan perubahan serta rentan munculnya masalah. Kenakalan remaja perlu perhatian khusus serta pemahaman yang baik dan penanganan yang tepat. Masa remaja merupakan masa yang paling menentukan.
"Untuk itu, diperlukan kerjasama dari remaja, orang tua, guru dan pihak-pihak lainnya agar para remaja dapat mengembangkan dirinya secara optimal," pesannya,
Kapolres berharap kepada para pelajar agar belajar menjadi warga yang bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dalam bentuk meraih prestasi maksimal.
Karena, pelajar dan guru merupakan sosok yang bisa membentuk watak dan jiwa para peserta didik guru yang memiliki kuasa untuk membangun dan membentuk kepribadian peserta didik.
"Seorang guru tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja, tetapi menjadi teladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari," pesannya. (*)
Editor: Muhammad Furqon