Tembus 3,28 Persen, Inflasi di Lampung Masih Terkendali

img
Bank Indonesia Provinsi Lampung.

MOMENTUM, Bandarlampung--Secara tahunan, inflasi gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung bulan Februari 2024 tercatat sebesar 3,28 persen (yoy) dan berada dalam sasaran inflasi 2024 sebesar 2,5±1 persen.

Berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan empat kabupaten/kota di Provinsi Lampung bulan Februari 2024 tercatat mengalami inflasi 0,39 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan periode Januari 2024 yang mengalami deflasi 0,19 persen (mtm). 

Dilihat dari sumbernya, inflasi bulan Februari 2024 didorong kenaikan harga pada beberapa komoditas seperti: beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabai rawit dengan andil masing-masing sebesar 0,31 persen; 0,15 persen; 0,06 persen; 0,04 persen; dan 0,04 persen.

Peningkatan harga beras didorong oleh penurunan pasokan sejalan dengan pergeseran masa tanam akibat El Nino pada tahun 2023 yang berimplikasi pada mundurnya masa panen.

Di samping itu, kelangkaan stok beras di sejumlah pasar modern turut memengaruhi kenaikan harga beras. Kenaikan harga aneka cabai disebabkan oleh penurunan pasokan di sejumlah wilayah sentra produksi (Tulang Bawang Barat, Lampung Selatan, dan Pringsewu) akibat serangan jamur dan hama pada saat musim hujan.

Di samping itu, kenaikan harga aneka cabai di Lampung juga turut dipengaruhi kenaikan harga cabai rawit dari Sukabumi, yang menjadi salah satu pemasok utama cabai untuk provinsi setempat.

Kenaikan harga telur dan daging ayam ras dipengaruhi oleh kenaikan harga pakan ternak, dimana harga jagung untuk peternak di Lampung pada Februari terpantau meningkat menjadi Rp6.729 dari Rp6.537 pada bulan sebelumnya.

Sisi lain, beberapa komoditas yang mengalami deflasi , antara lain tomat, bawang putih, bawang merah, kacang panjang , dan cumi-cumi dengan andil masingmasing sebesar -0,08 persen; -0,04 persen; -0,03 persen; -0,03 persen; dan -0,02 persen. Penurunan harga komoditas tersebut disebabkan oleh melimpahnya pasokan pada periode panen di beberapa sentra produksi di tengah permintaan yang stabil dan kenaikan kuota impor khusus bawang putih menjelang HBKN Ramadhan. Harga bawang merah di Tegal pada Februari tercatat mengalami penurunan menjadi Rp27.500 dari Rp35.000 pada bulan sebelumnya.

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan empat kabupaten /kota di Provinsi Lampung akan tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi 2,5±1 persen (yoy) sampai dengan akhir tahun 2024. Namun, diperlukan upaya mitigasi risiko-risiko sebagai berikut, antara lain dari Inflasi Inti berupa (i) potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan UMP tahun 2024 serta berlanjutnya penyaluran bansos; (ii) Berlanjutnya ketidakpastian global berpotensi mendorong peningkatan harga emas dunia.

Sementara itu dari sisi Inflasi Volatile Food (VF) adalah (i) Risiko meningkatnya gagal panen pada komoditas hortikultura yaitu aneka cabai dan bawang pada periode tanam (ii) Risiko terbatasnya ketersediaan beras akibat mundurnya puncak produksi padi akibat El Nino, dan (iii) meningkatnya harga referensi minyak kelapa sawit pada awal tahun.

Selanjutnya risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapat perhatian di antaranya yaitu (i) ketidakpastian kondisi perang di Timur Tengah berisiko menyebabkan revisi ke atas harga minyak dan gas dunia tahun 2024; dan (ii) Potensi kenaikan harga aneka rokok sejalan dengan kenaikan tarif cukai rokok tahun 2024 sebesar 10 persen dan rokok elektrik sebesar 15 persen.

Meninjau perkembangan inflasi bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia dan TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga.

Adapun strategi 4K yang ditempuh adalah menjaga keterjangkauan harga, pengawasan komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya: beras, telur ayam, bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan gula pasir. Pemantauan komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga: bawang putih dan daging ayam. Kemudian, menjaga ketersediaan pasokan serta mendukung kelancaran distribusi.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos