MOMENTUM, Bandarlampung--Calon wakil gubernur Provinsi Lampung nomor urut 2, Jihan Nurlela bersama pengamat politik beken, Rocky Gerung membahas soal demokrasi substantif dan akal sehat di Kampus IIB Darmajaya Bandarlampung, Selasa, (15-10-2024).
Pada kesempatan tersebut, Rocky Gerung, turut menyoroti kabinet pemerintahan atau susunan Kementerian Presiden RI terpilih Prabowo Subianto.
Rocky menilai susunan kabinet kementerian Prabowo Subianto terlalu gemuk atau besar dan diisi banyak menteri yang sebelumnya bertugas di masa pemerintahan Joko Widodo.
“Sebagian besar adalah menteri-menteri yang carry over dari kekuasaan yang kemarin, menteri-menteri Pak Jokowi. Ini kabinet besar sekali, kabinet yang mengalami obesitas,” papar Rocky.
Ia mengibaratkan kabinet yang besar dengan kondisi obesitas. Itu menurutnya adalah sumber dari berbagai masalah.
“Gula itu ibu dari segala macam penyakit. Kita akan hidup lima tahun ke depan dengan kondisi kabinet yang besar. Artinya, saya mesti bayar pajak lebih besar untuk gaji mereka,” jelasnya.
Tapi, Rocky mengatakan bahwa ia tak keberatan membayar pajak lebih tinggi selama kebijakan pemerintah baru bersikap adil dan anti-oligarki.
“Itu yang akan kita tagih dari Pak Prabowo. Dari Lampung kita tagih itu,” tegas Rocky.
Sementara, Jihan Nurlela, menyampaikan pandangannya mengenai oligarki dan KKN di era Orde Baru serta peran media sosial yang menurutnya berkontribusi pada kemunduran demokrasi.
Menurut Jihan, oligarki, KKN, dan konflik di media sosial adalah tantangan serius bagi generasi muda dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Oligarki atau praktik KKN, dan juga yang paling menunjukkan kemunduran demokrasi adalah war-war atau perang di media sosial yang tidak bisa dikendalikan, sebenarnya tidak boleh dikendalikan juga, tetapi sudah nggak karu-karuan,” ungkapnya.
Jihan menegaskan bahwa penggunaan media sosial tanpa batasan nilai telah menyimpang dari tujuan demokrasi yang substantif. Ia menyayangkan bahwa demokrasi saat ini tidak sekuat era Reformasi.
“Demokrasi kita tidak lagi substantif, demokrasi kita tidak sesehat pada saat Reformasi muncul,” katanya.
Ia juga memuji acara diskusi tersebut yang menghadirkan Rocky Gerung sebagai salah satu pembicara. Menurutnya, diskusi seperti ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan demokrasi.
“Adanya diskursus-diskursus demokrasi perlu kita ciptakan intens secara masif untuk menjadi check and balance merawat demokrasi tetap sehat,” tambahnya.
Jihan menegaskan bahwa demokrasi adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah KKN dan ketidakadilan.
“Kita perlu menjaga demokrasi yang sehat sehingga Indonesia menjadi negara yang kokoh dan kuat,” ujarnya. (**)
Editor: Muhammad Furqon