MOMENTUM, Bandarlampung--Ribuan hektare sawah di Lampung mengalami puso atau gagal panen akibat banjir dan kekeringan.
Untuk bencana banjir, tercatat 4.140 hektare yang mengalami puso. Sedangkan 474 hektare mengalami puso akibat kekeringan.
Hal itu disampaikan Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (KPTPH) Lampung Ida Rachmawati saat diwawancarai, Senin (4-11-2024).
"Hingga 31 Agustus 2024, terdapat 15.705 sawah yang terdampak bencana banjir dan kekeringan. Sedangkan yang mengalami puso sekitar 4.614 hektare," kata Ida.
Dia merinci untuk sawah yang puso akibat banjir terbanyak ada di Mesuji 2.902 hektare, Lampung Selatan 977,05 hektare Lampung Timur 166 hektare.
Kemudian, Pesawaran 30 hektare, Lampung Tengah 27 hektare dan Tulangbawang 25 hektare dan 3,125 hektare.
Sementara untuk sawah yang mengalami puso akibat kekeringan terjadi di tiga kabupaten.
Rinciannya: Mesuji 299 hektare, Lampung Tengah 128 hektare, Waykanan 18,5 hektare, Lampung Utara 15 hektare, Pringsewu 9 hektare dan Pesawaran 4 hektare.
Dia menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan Cadangan Benih Daerah (CBD) bagi daerah yang mengalami dampak banjir dan kekeringan.
Menurut dia, usulan yang sudah masuk untuk bantuan tersebut baru dari Mesuji seluas 705 hektare.
"Ini kami berikan sesuai dengan usulan dari daerah karena mereka juga punya cadangan sendiri," jelasnya.
Dia menyebutkan, bantuan tersebut bisa diajukan setelah petugas lapangan menyatakan suatu lahan puso akibat terdampak hama atau bencana.
"Karena ada prosedurnya, bupati nanti meminta cadangan benih daerah kepada provinsi. Setelah benar-benar dinyatakan puso berdasarkan pernyataan dari petugas lapangan dari PUPT," sebutnya.
Meski demikian, dia memastikan, lahan yang puso tidak akan berdampak pada produksi padi di Lampung.
Hal tersebut dikarenakan luas lahan tanam pada tahun ini mengalami peningkatan.
"Pada tahun 2024 luas area tanam kita 577 ribu hektare. Sedangkan tahun 2023 hanya 530 ribu hektare," tuturnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya