MOMENTUM, Bandarlampung--Selama bulan Oktober 2024, terjadi empat bencana alam di Lampung.
Bencana yang terjadi berupa banjir, dua kali angin kencang dan tanah longsor.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Rudy Sjawal Sugiarto saat diwawancarai, Senin (18-11-2024).
"Selama bulan Oktober 2024, terjadi empat kali bencana di Lampung. Satu kali banjir, dua angin kencang dan satu tanah longsor," kata Rudy.
Dia merinci, bencana banjir terjadi pada tanggal 4 Oktober 2024 di dua lokasi: Kedamaian Bandarlampung dan Banjarmargo Tulangbawang.
Menurut dia, dari kejadian itu, tercatat ada 16 unit bangunan yang dilaporkan rusak akibat banjir.
Kemudian, tanggal 12 Oktober terjadi bencana angin kencang di Labuhan Maringgai Lampung Timur.
"Pada 24 Oktober 2024 juga terjadi angin kencang di Menggala dan Gedungaji, Tulangbawang," jelasnya.
Terakhir, tanah longsor di Pesisir Tengah Kabupaten Pesisir Barat pada tanggal 25 Oktober.
Sementara, Sekretaris BPBD Lampung Eka Yuslita Dewi mengatakan, pemerintah daerah diminta untuk bersiap memasuki musim hujan.
"Ada beberapa arahan tadi (rapat inflasi), untuk semua pemerintah daerah dalam memasuki musim hujan saat ini," kata Eka.
Terlebih, pada bulan November sampai Desember diprediksi terjadi La Nina Lemah bersamaan dengan masuknya musim hujan.
Sehingga, perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti seperti banjir, banjir bandang, banjir rob, longsor yang disertai angin kencang dan kilat/petir.
Dia menyebutkan, terdapat 67 persen wilayah di Indonesia mengalami curah hujan tahunan cukup tinggi.
Terutama di Sumatera, Kalimantan, Pulau Jawa bagian barat dan tengah, sebagian Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Selatan, sebagian Maluku, serta sebagian besar Papua Barat dan Papua.
"Sekarang kan sudah masuk musim hujan, kita harus mewaspadai bencana hidrometeorologi. Maka kita di setiap daerah harus sudah memetakan daerah yang rutin banjir tadi distribusi tugas seluruh perangkat daerah bagaimana menyikapi itu. Sehingga dapat melakukan upaya mitigasi," tutupnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya