MOMENTUM, Bandarlampung--Potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Lampung 153,39 gigawatt. Jumlah itu setara 4 persen dari total potensi EBT Indonesia yang mencapai 3.687 gigawatt.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis M Idris F Sihite mengatakan, potensi EBT itu terdiri dari panas bumi 1,76 gigawatt, air 0,06 gigawatt, surya 121,48 gigawatt.
"Angin 3,51 gigawatt, aruslaut 26,53 gigawatt, biomassa/biofuel 0,04 gigawatt dan biogas 0,01 gigawatt," kata Idris saat menghadiri Diskusi PWI Lampung Bertema Energi dan Investasi Seimbangkah? di Hotel Horison, Kamis (5-12-2024).
Meski demikian, dia menyayangkan, potensi EBT belum dimanfaatkan secara keseluruhan.
Bahkan, dari total EBT se Indonesia yang mencapai 3.687 gigawatt baru termanfaatkan 0,3 persen atau sekitar 13.781 megawatt.
"Tidak banyak yang kita manfaatkan. Dari 3.687 gigawatt hanya 0,3 persen (yang dimanfaatkan)," sebutnya.
Menurut dia, hal itu menunjukkan ketergantungan terhadap energi fosil masih sangat tinggi.
Padahal, tahun 2024 telah ditargetkan penggunaan energi fosil. Terutama batubara yang ditargetkan hanya 65,72 persen. Tetapi, realisasi sampai dengan Agustus mencapai 67 persen.
"Artinya, penyediaan tenaga listrik masih didominasi oleh pembangkit batubara yang justru naik dari target 65 persen menjadi 67 persen," jelasnya.
Karena itu, dia mendorong, Perusahaan Listrik Negara (PLN) membangun supergrid (jaringan super) sebagau kunci transisi energi. Terutama menuju net zero emission (NZE) 2060.
"PLN harus fokus bangun grid. Supaya swasta-swasta yang punya komitmen dan kemampuan juga bisa berkembang," tutupnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya