MOMENTUM, Bandarlampung--Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Lampung meninjau penerapan harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kilogram di pangkalan, Rabu (8-1-2025).
Pangkalan pun diminta untuk menyosialisasikan penerapan HET LPG terbaru dengan memasang informasi harga.
Sekretaris Hiswana Migas Lampung Subhan Efendi mengatakan, seluruh mitra diminta untuk memasang informasi harga berdasarkan SK Gubernur.
"Kami dari sisi distributor melakukan sosialisasi kepada seluruh. Mulai dari agen dan penyalur sampai pangkalan harus memasang informasi harga dan melakukan sosialisasi harga terbaru," kata Subhan.
Menurut dia, Hiswana Migas telah menyosialisasikan soal adanya perubahan HET LPG 3 kilogram.
"Dari sisi kami penyaluran sudah kami siapkan sebelum implementasi hari ini. Sehingga beberapa hari kami sudah sosialisasi," jelasnya.
Dia pun memastikan akan mengawal pelaksanaan SK Gubernur Lampung tentang HET LPG 3 kilogram.
"Kami akan semaksimal mungkin mengawal pelaksanaan SK Gubernur ini sampai ke 15 kabupaten/kota. Karena kami bertanggungjawab mengawal," terangnya.
Dia mengingatkan, pangkalan agar tidak menjual LPG 3 kilogram di atas HET yang ditetapkan.
Dia menegaskan, jika terdapat pangkalan yang menjual di atas HET maka akan dikenakan sanksi berupa pemutusan hubungan usaha.
"Merubah bentuk, sifat, merubah ukuran dan harga itu melanggar undang-undang. Artinya semua pangkalan dan agen tidak boleh melakukan hal tersebut," tegasnya.
"Kalau ada temuan dan aduan dari masyarakat atau sidak maka sanksi terberat adalah pemutusan hubungan usaha," tegasnya lagi.
Dia juga meminta masyarakat agar membeli LPG 3 kilogram di pangkalan resmi. Sehingga, sesuai dengan HET.
"Masyarakat diimbau masyarakat beli lpg di pangkalan resmi agar mendapatkan kepastian harga dan kualitas," tuturnya.
Sementara, Sales Branch Manager (SBM) Pertamina Patra Niaga Risal Arsyad stok LPG 3 kilogram selalu tersedia.
"Kalau di pangkalan selalu ada. Karena kita setiap hari ada penyaluran meskipun tanggal merah," kata Risal.
Sehingga, dia berharap, warga tidak lagi membeli gas di warung-warung.
"Harapannya warga langsung nyari ke pangkalan jangan ke warung. Sehingga nantinya warung tidak mengambil jatah konsumen," sebutnya.
Selain itu, menurut dia, stok di warung-warung dibatasi menjadi 10 persen. "Kedepannya dengan HET yang baru masyarakat mengambil di pangkalan," tuturnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya