MOMENTUM, Bandarlampung--Regenerasi kepemimpinan dalam tubuh partai politik sangat penting untuk mencegah stagnasi dalam kebijakan partai hingga mandeknya sirkulasi elit.
Hal itu dikemukakan oleh pengamat politik dan Akademisi Universitas Lampung Bendi Juantara, kepada harianmomentum.com, Rabu (5-2-2025).
Menurut Bendi, partai yang tidak dapat beradaptasi terhadap dinamika internal dan eksternal jelas akan menurunkan daya saing partai dengan partai politik lainnya dan lambat laun tenggelam dengan krisis legitimasi, konflik dan berakhir hilang dari peta politik.
"Dalam konteks lampung, ramainya bursa calon ketua DPDI Partai Golkar saat ini jelas akan menjadi daya tarik tersendiri bagi kader dan bagi para partisan," kata Bendi.
"Kehadiran mereka bukan hanya menghadirkan suasana demokratis ditubuh pohon beringin tersebut, tapi juga menggambarkan peran strategis ketua DPD Golkar kedepan dalam membawa partai ini pada kejayaan," imbuhnya.
Terlebih, lanjut dia, Partai Golkar di Lampung dilanda dinamika internal, terutama pasca Arinal Djunaidi diberhentikan dari jabatannya setelah memutuskan maju sebagai calon Gubernur Lampung melalui Partai yang berbeda.
"Di sisi lain golkar belum mampu menempatkan banyak kader dalam ruang-ruang kekuasan didaerah. Kegentingan akan regenerasi kepemimpinan ini menjadi penting untuk merespon kebutuhan akan sosok pemimpin yang tepat bagi Lampung kedepan," kata Bendi.
"Bagi saya, Rycko Menoza adalah salah satu tokoh Golkar yang tepat menjadi ketua Golkar kedepan, Rycko dengan kapasitas dan rekam jejak politiknya diproyeksikan akan mampu mengendalikan struktur internal partai, baik dalam aspek organisasi maupun konsolidasi kader," imbuhnya.
Selain itu, Rycko juga diyakini dapat memasukkan nilai infus ideologis Partai Golkar sebagai motor penggerak partai kedepan untuk berjaya kembali.
"Sementara di sisi eksternal, tantangan dalam membangun kepercayaan masyarakat (root in society) terhadap partai akan menjadi tugas yang tidak mudah, dalam konteks ini Rycko diyakini akan menjadi jembatan yang tepat dalam mendorong hubungan antara kader dan masyarakat, mengaktifkan sayap partai, membentuk identitas dalam platform partai serta akan aktif tidak hanya menjelang kampanye pemilu tapi dimasa kekuasaan dikelola," terang Bendi.(**)
Editor: Agus Setyawan