Jalan Lingkungan Rabat Beton yang Rusak, Tidak Hanya di Limaukunci

img

MOMENTUMM, Balikbukit -- Ternyata, tidak hanya ada di Pemangku Limaukunci. Jalan lingkungan rabat beton yang ada di Pekon/Desa Padancahya, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat, yang kondisinya sudah rusak meski baru dibangun pada 2024.

Kondisi serupa juga terjadi di Pemangku Pekonbalak I, Padangcahya. Jalan lingkungan yang dibangun menggunakan anggaran dana desa (DD) Rp173 juta lebih pada 2024, kini kondisinya juga sudah mulai rusak. Rabat beton di beberapa bagian badan jalan, patah dan retak-retak. Sedikitnya terdapat 30 patahan pada bahu jalan dengan panjang 304 meter.

Di lakosi juga terlihat upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah pekon dengan cara menambal menggunakan semen pada bagian beton yang mengalami patah. Namun, tampaknya usaha tersebut tidak dapat memaksimalkan kerusakan yang ada. 

Sebab, patahan rabat beton sudah terjadi dari atas permukaan jalan hingga dasar jalan. Penberian semen hanya menutup sementara bagian atas patahan daripada permukaan jalan itu saja.


Meski sejatinya, waktu pembangunan jalan ini tidak jauh berbeda dengan pembangunan yang ada Pemangku Limaukunci. Di lokasi masih terdapat plang papan informasi yang masih menempel dengan rapi.

Kondisi jalan yang baru selesai pembangunannya namun telah menunjukan kerusakan berupa patah tengah beton dan mulai berlubang dikeluhkan oleh masyarakat setempat.

"Kaya gini ngelotok. Itu sudah patah-patah baru dibangun, liat aja kesana mulai pecah-pecah dan patah," kata warga setempat Irawan.

Irawan menyayangkan pembangunan dengan kualitas yang dianggap kurang maksimal itu. Dengan melihat kondisi, pihaknya menilai terdapat kekurangan khususnya pada penggunaan material dalam pembangunan. Bahkan, pihaknya menyebut kontraktor atau pihak ketiga mendapatkan keuntungan banyak.

"Ini hanya motor saja yang lewat, mobil gak bisa lewat. Tapi itu kondisinya sudah pecah-pecah, masyarakat ngeluh masak separo yang dimakan," cetusnya.

Sementara pihak Pekon Padangcahya melalui Sekretaris Pekon, Indah menyebut bahwa terdapat empat kegiatan pembangunan fisik yang menggunakan DD tahun 2024. Pihaknya juga telah menyebut realisasi pembangunan sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak ada masalah.

"Ada empat pembangunan fisik ditahun 2024, antaranya berlokasi di Pemangku Pekonbalak I, Pekonbalak II,  Pemangku Wayhandak serta Pemangku Limaukunci dan semua telah selesai," katanya.

Indah menyebut dari ke empat kegiatan fisik tersebut seluruhnya telah diserah terimakan oleh pekon setempat tampa ada masalah.

"Sudah serah terima seperti pekerjaan yang ada di Pemangku Limau Kunci pada tanggal 6 Januari lalu dan tampa masalah," ucapnya.

Indah mengatakan pihaknya tidak dapat memberikan informasi secara rinci mengenai pembangunan fisik pada tahun 2024. Dimana, informasi itu berada pada Kasi Pembangunan, Ahmad Holik Riski dan Peratin Muzarni namum yang bersangkutan saat ini tidak berada ditempat.

Diberitakan sebelumnya, baru seumur jagung, jalan lingkungan jenis rabat beton di Pemangku Limaukunci, Pekon Padangcahya, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), sudah rusak. Jalan yang dibangun menggunakan dana desa (DD) itu, kini banyak yang retak dan patah di sepanjang bahu jalan.

Jalan rabat beton itu dibangun oleh Pemerintah Pekon Padangcahya pada akhir tahun 2024 itu, menghabiskan DD sebanyak Rp215 juta untuk pembangunan jalan sepanjang 352 meter.

Dari pantauan Harian Momentum di lokasi, terlihat bahu jalan mulai retak dan patah. Sedikitnya ditemukan 45 patahan ditangah bahu jalan beton itu. Kondisi jalan juga mulai terlihat berlubang dan retak-retak ditengah bahu jalannya. Hal ini diduga karena buruknya kualitas pembangunan dalam penggunaan material saat pembangunan berjalan berlangsung. Meski sejatinya, jalan itu hanya intens dilintasi oleh kendaraan roda dua atau motor saja.

Kondisi kualitas pembangunan ini pun dikeluhkan oleh masyarakat setempat. Salah satu warga Pemangku Limau Kunci, Malui mengaku sangat kecewa dengan kondisi hasil pembangunan jalan tersebut. Menurutnya, pemangku yang menjadi tempat tinggalnya telah bertahun-tahun tidak ada pembangunan. Namun, setelah ada pembangunan hasil kualitas yang buruk dan sangat mengecewakan.

"Bisa dilihat jalan itu sudah retak-retak baru hitungan bulan pembangunannya," katanya.

Malui juga menceritakan bahwa pihaknya sempat melakukan protes kepada pihak rekanan mengenai penggunaan material agar menghasilkan kualitas dan mutu jalan yang bagus.

"Sebagai masyarakat saya juga punya hak untuk mengawasi pembangunan yang dilakukan, saat itu saya mempertayakan penggunaan takaran materialnya ke rekanan dan tukang yang bangun jalan itu. Dengan niat agar hasil jalan yang bagus dan tahan lama," katanya.

Menurut Malui sangat wajar jika baru hitungan bulan jalan itu sudah mulai rusak dangan tanda retak-retak dan patah disepanjang bahu jalannya. Hal itu karena adanya ketidak sesuaian dalam penggunaan material saat pembangunan.

Bahkan Malui menyebut para pekerja menggunakan takaran yang cenderung mengurangi volume materil. Dimana, Malui menyebut dalam satu molen (mesin pengaduk matrial) hanya menggunakan setengah sak semen dan dua ember batu.

"Bisa dilihat sendiri hasil jalan itu, penggunaan material juga bisa dilihat. Kurang batu dan semen, saya yang menyaksikan sendiri dan sempat mempertanyakannya kepada mereka prnggunaan material itu," kata Malui sambil menunjukan kondisi jalan yang telah retak dan sompal.

Malui menceritakan bahwa saat pembangunan belum selesai dan tengah berlangsung, sudah terdapat beberapa titik jalan yang sudah retak. Pihaknya pun mempertanyakan kepada pihak rekanan namun dijawab bahwa hal itu akibat faktor alam.

"Itu pembangunan belum selesai yang sebelah sana sudah ada yang retak. Sempet saya tanya katanya faktor alam, meski saat pengerjaannya dimusim kemarau. Jadi faktor alam mana yang buat retak beton itu, tidak ada gempa bumi besar, hujan bahkan banjir saat mengerjakannya," jelasnya.

Masih dikatakan Malui, kondisi kurang bagusnya kualitas jalan tersebut telah menjadi perbincangan dikalangan masyarakat. Serta masyarakat meminta untuk dilakukan perbaikan kualitas jalan dan pihak terkait untuk mengecek kualitas pembangunan.

"Jadi omongan masyarakat kualitas jalan yang kaya gitu, saat kumpul-kumpul pada ngomongin jalan yang sudah retak. Minta Inspektorat turun dan mengecek kondisi jalan itu," katanya lagi. (**)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos