MOMENTUM, Bandarlampung-- Ratusan karyawan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Way Rilau, Bandarlampung menjerit.
Pasalnya, sudah tiga bulan gaji mereka dipotong perusahaan. Pemotongan itu berdasarkan instruksi lisan dari Walikota Eva Dwiana. Karena Perumda Way Rilau terlilit hutang ratusan miliar.
Besaran potongan mencapai 25 hingga 35 persen dari total pendapatan karyawan semestinya. Itemnya: uang makan dan tunjangan kinerja dihapuskan. Sedangkan tunjangan keluarga dan insentif dipangkas sebesar 50 persen.
“Mayoritas karyawan menjerit. Karena gaji yang kami terima saat ini berkurang drastis. Bahkan ada yang nombok karena otomatis dipotong cicilan hutang,” ungkap karyawan kepada harianmomentum.com, Jumat 2 Mei 2025.
Karyawan yang enggan disebutkan namanya itu juga keberatan atas kebijakan itu. Sebab, hutang ratusan miliar perusahaan mereka merupakan buah kebijakan walikota dan direksi sebelumnya.
“Besarnya hutang Perumda Way Rilau ini kan akibat kebijakan walikota dan direksi sebelumnya. Mengapa kami harus ikut menanggungnya?” tukasnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) Perumda Air Minum Way Rilau Maidasari membenarkan adanya pemotongan gaji karyawan yang dilakukan sejak bulan Maret 2025.
Menurut dia, pemotongan itu dikarenakan kondisi Perumda Way Rilau yang sedang terlilit utang peninggalan direksi sebelumnya.
“Tapi sebenarnya, ini bukan pemotongan tapi efisiensi. Karena ada beban kewajiban yang harus ditanggung Perumda Way Rilau. Artinya kita ini ada utang karena proyek KPBU yang dimulai dari 2017,” kata Maidasari.
Maidasari mengungkapkan, dasar pemotongan gaji itu juga adanya instruksi dari Walikota Eva Dwiana.
“Kejadian serupa (efisiensi) juga pernah terjadi di kota, saat pandemi covid. Kebetulan ini lagi krisis juga, disaranin bu wali untuk efisiensi. Karena berhasil menurut bu wali, dengan catatan tidak memberatkan karyawan,” jelasnya.
Tidak hanya gaji, Perumda Way Rilau juga melakukan efisiensi terhadap berbagai biaya pengeluaran lainnya. Diantaranya alat tulis kantor (ATK) dan biaya perjalanan dinas.
“Bukan cuma gaji, tapi ada ATK dan perjalanan dinas juga dipotong. Semuanya yang bisa kita lakukan efisiensi,” ungkapnya.
Dari hasil efisiensi yang dilakukan, perbulannya Perumda Way Rilau mengumpulkan sekitar Rp300juta sampai Rp400juta.
Dia menyebutkan, dana tersebut digunakan untuk meningkatkan pendapatan Perumda Way Rilau.
“Uangnya kita gunakan untuk meningkatkan pendapatan. Misalnya untuk memperbaiki pipa-pipa yang bocor, penjaringan konsumen. Bukan untuk bayar utang,” katanya.
Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan Walikota Bandarlampung Eva Dwiana belum berhasil dikonfirmasi. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya