MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) dan Lampung melakukan misi dagang yang kedua kalinya.
Kegiatan misi dagang yang dihadiri Gubernur Jarim Khofifah Indar Pawansa dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal itu berlangsung di Swiss-Belhotel, Kamis (7-8-2025).
Dalam misi dagang itu, dilakukan penandatanganan transaksi antar pelaku usaha dari Lampung dan Jatim dengan total nilai Rp676 juta.
Misi dagang itu menyediakan berbagai komoditas. Diantaranya, kopi, rokok, rajungan, gula merah tebu, anak ayam petelur, ternak sapi, liquid brown sugar dan rempah jahe serta arang batok kelapa.
Dalam sambutannya, Gubernur Rahmat Mirzani Djausal berkomitmen, untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Provinsi Lampung dan Jatim. Terutama dalam sektor pertanian, perkebunan, serta pengembangan industri hilir berbasis komoditas lokal.
"Kami melihat Jawa Timur sebagai role model dalam hal pengolahan hasil pertanian. Selama ini, Lampung lebih banyak mengekspor bahan mentah seperti jagung, kopi, cokelat, dan lada ke luar negeri," jelasnya.
Terlebih, menurut dia, Lampung juga memiliki pelabuhan yang bisa langsung ke Jatim.
"Sumatera punya banyak komoditas unggulan, dan pelabuhan-pelabuhan di Lampung bisa menjadi jalur distribusi utama untuk pasar di Jawa maupun Indonesia Timur," sebutnya.
Karena itu, dia mengajak Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jawa Timur serta para pelaku usaha untuk menjajaki investasi di Lampung, terutama di sektor industri pengolahan hasil pertanian.
Dia pun memastikan, Lampung membuka peluang seluas-luasnya bagi pelaku usaha asal Jatim yang hendak membangun industri pengolahan di Lampung.
"Ini bukan hanya soal bisnis, tapi tentang membangun kekuatan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal. Kalau kerja sama ini berjalan, saya yakin hasilnya akan luar biasa, dan buahnya juga akan mengalir kembali ke Jawa Timur," tutupnya.
Sementara, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menekankan, pentingnya membangun konektivitas ekonomi antardaerah sebagai salah satu upaya memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Khofifah menyebut, sektor pertanian menyumbang sekitar 34 persen dari total kontribusi dalam kerja sama ekonomi tersebut.
"Setiap misi dagang yang kita lakukan selalu kita ikuti dengan program saling memberikan ruang berinvestasi. Misalnya, pabrik gula merah yang saat ini ada di Kediri, akan segera membuka cabang di Lampung. Harapannya, pada tahun 2026 sudah bisa beroperasi penuh," jelasnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya