MOMENTUM, Kebuntebu — SMA Negeri 1 Kebuntebu, Kabupaten Lampung Barat, ditetapkan sebagai Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Lampung 2025. Predikat ini menjadi bukti nyata komitmen seluruh warga sekolah dalam mewujudkan lingkungan belajar yang bersih, hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Kepala SMAN 1 Kebuntebu, Supriantoro, mengungkapkan keberhasilan ini tak lepas dari peran aktif semua pihak di sekolah. “Sejak awal mengikuti program Adiwiyata, kami berkomitmen menjalankan prinsip pelestarian lingkungan. Seluruh komponen sekolah. Mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa, hingga orang tua, ikut berpartisipasi,” ujarnya, Jumat 22 Agustus 2025.
Program Unggulan yang Jadi Fondasi
Sejumlah program unggulan berhasil dijalankan dan menjadi kunci keberhasilan SMAN 1 Kebuntebu dalam meraih predikat ini, di antaranya:
Pengelolaan Sampah Terpadu dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), termasuk pemilahan sampah serta pengolahan sampah organik menjadi kompos.
Taman Edukatif dan Apotek Hidup sebagai sarana pembelajaran, memanfaatkan tanaman herbal dan hias di area hijau sekolah. Gerakan Hemat Energi dan Air melalui kebiasaan sederhana, seperti mematikan lampu dan keran air setelah digunakan.
Integrasi Pendidikan Lingkungan dalam Kurikulum dengan memasukkan isu-isu lingkungan ke dalam mata pelajaran dan proyek tematik.
Kolaborasi dan Kemitraan bersama masyarakat dan pihak eksternal untuk memperkuat implementasi program Adiwiyata.
Supriantoro menegaskan penghargaan ini adalah langkah awal menuju pencapaian lebih tinggi. “Keberhasilan ini merupakan wujud pendidikan karakter berbasis lingkungan. Dengan gotong royong dan kepedulian terhadap bumi, kami ingin menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Semoga pencapaian ini menjadi pemicu untuk berjuang di tingkat nasional,” ucapnya penuh harap.
Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi SMAN 1 Kebuntebu sekaligus inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Lampung untuk terus mengembangkan pendidikan yang ramah lingkungan dan berkarakter. (***).
Editor: Muhammad Furqon