Pelatihan IBN, Harapan Baru Pengrajin Tapis Margakaya Menembus Pasar Lebih Luas

img
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Institut Bakti Nusantara (IBN) mengadakan pelatihan bagi para pengrajin Mahan Tapis di Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu. Foto. Sulistyo.

MOMENTUM, Pringsewu – Senyum Nila Wati, pengurus Mahan Tapis Margakaya, terlihat sumringah usai mengikuti pelatihan manajemen keuangan dan masterplan usaha yang digelar Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Institut Bakti Nusantara (IBN). Baginya, ilmu yang baru didapat itu seperti membuka jalan baru untuk mengembangkan usaha tapis agar lebih maju.

“Selama ini saya sering kesulitan menghitung keuntungan secara jelas. Setelah mendapat materi dan pendampingan, jadi lebih percaya diri untuk menyusun rencana usaha ke depan,” ungkap Nila dengan penuh semangat.

Kegiatan yang berlangsung di Pekon Margakaya, Kecamatan Pringsewu itu diikuti puluhan pengrajin tapis. Selama ini mereka dikenal tekun dan terampil menghasilkan kain tapis dengan motif indah, namun masih menghadapi kendala dalam pencatatan keuangan dan perencanaan bisnis.

Ketua Tim PkM, Muhamad Muslihudin, menuturkan pelatihan ini memang dirancang untuk menjawab tantangan tersebut.

“Produk tapis Margakaya punya kualitas bagus, hanya saja masih banyak pengrajin yang belum terbiasa membuat pencatatan keuangan dan menyusun rencana bisnis. Melalui pelatihan ini, kami ingin membantu mereka agar punya masterplan usaha yang lebih terarah,” ujarnya.

Tak hanya memberikan materi, Tim PkM IBN juga berkomitmen melakukan pendampingan lanjutan. Mulai dari praktik pencatatan keuangan sederhana, konsultasi masterplan usaha, hingga strategi pemasaran digital agar tapis Margakaya bisa menjangkau pasar nasional bahkan internasional.

Sementara itu, narasumber pelatihan, Dedi Irawan, mengingatkan pentingnya memisahkan keuangan usaha dan rumah tangga. Menurutnya, kebiasaan mencampurkan keduanya membuat usaha sulit berkembang.

“Kalau pengrajin disiplin memisahkan keuangan, mereka bisa tahu posisi riil usaha dan lebih mudah mengambil keputusan,” jelasnya.

Apresiasi juga datang dari Ketua LKM sekaligus pembina Mahan Tapis Margakaya, Sefriwan Noer. Ia melihat semangat baru yang tumbuh dari para pengrajin setelah mengikuti kegiatan ini.

“Pelatihan seperti ini sangat dibutuhkan. Kami optimis, dengan bekal ilmu yang diberikan, pengrajin bisa lebih siap bersaing dan membuat tapis Margakaya semakin dikenal luas,” katanya.

Bagi Institut Bakti Nusantara, kegiatan ini bukan sekadar program formalitas, melainkan wujud nyata komitmen kampus untuk hadir di tengah masyarakat. Rektor IBN, Fauzi, menegaskan pihaknya akan terus mendorong kolaborasi akademisi dengan pelaku UMKM agar ilmu pengetahuan benar-benar memberi manfaat.

Di balik rangkaian materi yang padat, ada satu benang merah yang membuat para pengrajin semakin percaya diri: harapan baru. Harapan agar tapis Margakaya tak hanya dikenal sebagai warisan budaya lokal, tetapi juga menjadi kebanggaan Lampung di kancah nasional bahkan internasional. (**)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos