Harianmomentum.com-- Puluhan
mahasiswa Universitas Lampung (Unila) menyegel Kantor Badan Pengawas Pemilu
(Bawaslu) provinsi setempat, Senin (4/6).
Penyegelan tersebut sebagai bentuk penolakan mahasiswa
terhadap praktek politik uang atau money politic dalam pilgub Lampung.
Presiden Mahasiswa Unila Muhammad Fauzul Adzim menilai,
demokrasi di Lampung saat ini sedang tidak sehat.
Karena itu, mahasiswa pun meminta Bawaslu Provinsi Lampung
untuk bersikap tegas dalam setiap temuan pelanggaran. Terutama yang mengarah ke
pelanggaran money politic.
"Hari ini kami menyuarakan gerakan 20 ribu mahasiswa
tolak politik uang. Maksudnya, gerakan semangat narasi yang kami tularkan
kepada seluruh mahasiswa. Berfungsi sebagai pengingat dan teguran terhadap
Bawaslu, karena banyak sekali temuan-temuan pelanggaran," kata Fauzul
kepada harianmomentum.com.
Dia berharap, Bawaslu Provinsi Lampung menyelesaikan setiap
temuan-temuan dugaan pelanggaran money politic.
"Kami tidak ingin beradu gagasan dengan Bawaslu.
Karena mereka punya datanya. Kami hanya meminta Bawaslu konsisten dan
tidak tebang pilih," tegasnya.
Pada aksi tersebut, puluhan mahasiswa juga melakukan
penyegelan Kantor Bawaslu Lampung secara simbolis.
Dia bermaksud, penyegelan itu akan membuat Bawaslu tetap
kredibel, konsisten dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya.
"Ini adalah simbolis, untuk membuka segelnya Bawaslu
harus konsisten, menjaga kredibelitasnya sebagai pengawas pemilu,"
jelasnya.
Dia mengingatkan Bawaslu Lampung agar tidak takut dengan
ancaman dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.
"Jangan takut dengan ancaman, elite-elite kepentingan
yang mencoba mempengaruhi Bawaslu," harapnya.
Saat disinggung terkait pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur yang diduga melakukan money politic, Fauzul enggan menyebutkannya.
Menurut dia, Bawaslu Lampung
mempunyai data terkait temuan dugaan pelanggaran yang dilakukan setiap pasangan
calon gubernur dan wakil gubernur.
"Kami tidak ingin menyebutkan siapa, yang jelas
Bawaslu punya data temuan pelanggarannya. Selesaikan saja itu," tutupnya.
Menanggapi hal itu, Komisioner Bawaslu Lampung Iskardo P
Panggar sangat mengapresiasi aspirasi dari masyarakat.
Menurut Iskardo, hal itu sebagai peran aktif elemen
masyarakat dalam rangka mengawasi Pilgub Lampung agar berjalan secara dan
berkualitas.
"Kita mengapresiasi aspirasi masyarakat terkait ini.
Sebagai peran aktif elemen masyarakat dalam rangka mengawasi Pilgub,"
jelas Iskardo kepada harianmomentum.com, semalam.
Mengenai indikasi money politic, dia menyatakan, Bawaslu
akan memberikan perhatian serius dan catatan terhadap tuntutan mahasiswa
tersebut.
"Hal-hal mengenai indikasi yang disampaikan tentu
Bawaslu menjadikannya perhatian serius," tutupnya. (adw)
Editor: Harian Momentum