Harianmomentum.com--Orang tua almarhumah Septia Lindasari (30) tak menyangka kalau anaknya yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jalur Lintas Tengah Sumatera, di depan SPBU Srimulyo, Desa Pemanggilan Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Selasa (28/8/18) pukul 06.30 WIB.

Padahal, menurut Nizar, kakak kandung korban, saat anggota Satpol PP Kota Bandarlampung itu tergeletak di tempat kejadian perkara (TKP) usai kecelakaan, kedua orangtuanya sempat melintas di jalan tersebut.

“Tadi pagi, saat ayah mengantarkan ibu untuk mengajar di SMPN 1 Natar, mereka melewati jalur itu (TKP),” kata Nizar saat disambangi Harianmomentum.com di rumah duka, Jalan Sukardi Hamdani, Palapa 10, Kota Bandarlampung.

Tepat di TKP, orang tua Septia melihat ada korban lakalantas. Namun saat itu mereka tidak mengenali bahwa yang menjadi korban adalah anaknya. Lantaran, korban dikerumuni orang banyak.

“Mereka tahu ada kecelakaan, tapi tidak melihat siapa korban kecelakaan itu. Maka lanjut berjalan,” kata Nizar.

Bahkan menurut Nizar, saat ayahnya kembali menuju Bandarlampung usai mengantarkan istrinya, dia masih melihat korban lakalantas di TKP yang saat itu semakin ramai dikerumuni warga. “Saat itu ayah saya labas aja,” ujarnya.

Namun sesampainya di depan Universitas Lampung (Unila), tiba-tiba mobil yang dikendarai ayah almarhumah Septia mogok.

“Mungkin itulah cara Allah memberi tahu ayah. Padahal mobil itu baru saja di servis, tapi mendadak mogok,” ungkapnya.

Saat itu sang ayah mendapat kabar duka yang mengatakan bahwa anaknya menjadi korban lakalantas.

“Langsung ditinggal mobil yang dikendarainya. Untungnya ada tetangga yang kebetulan lewat. Lalu mereka ke tempat kecelakaan itu,” jelasnya.

Namun sesampainya di TKP, korban telah dilarikan ke rumah sakit Medika, Natar.

“Saat itu kami sudah pasrah. Apalagi saat saya melihat foto adik saya yang sudah bersimbah darah,” ungkapnya. (acw)