Harianmomentum.com--Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi tinggi terhadap perkembangan dan meningkatnya kepercayaan publik terhadap media massa. Jokowi mengaku gembira karena kondisi itu terjadi di saat masifnya informasi hoax (berita bohong).
Demikian disampaikan Jokowi saat memberikan sambutan pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2019 di Convention Hall Grand City Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (9-2).
Jokowi mengungkapkan bahwa sejalan dengan. Ekspansi jaringan internet, saat ini pengguna internet di Indonesia sebanyak 143,26 juta jiwa. Jumlah itu mencapai 54,68 persen dari total populasi penduduk. Dan sebanyak 87,13 di antaranya adalah pengakses media sosial.
"Yang viral biasanya jadi rujukan, dan terkadang pula rujukan media konvensional," sebutnya.
Namun demikian, menurut hasil report Edelman Trust Barometer, media konvensional tetap lebih dipercaya oleh publik.
"Kita lihat angka, tahun 2016 tingkat kepercayaan media konvensional 59 persen berbanding 45 persen untuk media sosial. Tahun 2017, 58 persen berbanding 42 persen, dan tahun 2018, 63 persen berbanding 40 persen. Semakin ke sini, (publik) semakin tidak percaya kepada media sosial," kata Jokowi yang saat pidato sambutan juga diikuti tampilan slide data hasil Report Edelman Trust Barometer.
"Dan saya sungguh gembira dengan situasi ini. Sangat gembira dan selamat kepada para insan pers atas kepercayaan masyarakat," terusnya disambut tepuk tangan peserta dan tamu undangan HPN.
Kata Jokowi, era digital yang diikuti perkembangan masif media sosial, masyarakat disajikan berlimpahnya informasi. Setiap orang bisa .enjadi wartawan, bisa menjadi pemimpin redaksi (Pemred). Kadang menciptakan kegaduhan. Ada pula yang membangun ketakutan dan pesimisme di tengah-tengah suasana seperti ini.
"(Karen itu) peran media justru sangat dibutuhkan rumah penjernih informasi. Dibutuhkan untuk menyajikan informasi-informasi yang terverifikasi, dibutuhkan untuk menjalankan peran sebagai communication of hoax, dan dibutuhkan untuk memberikan harapan-harapan besar kepada bangsa Indonesia," katanya.
Menurut Jokowi, peran media ini semakin penting, antara lain sebagai amplikasi kebenaran dan mengungkap fakta, terutama di tengah keganasan fakta dan pasca fakta.
"Peran media wajib mengantisipasi dampak buruk. Media harus menjaga dan mempertahankan misinya untuk memberi kebenaran, optimisme, dan kita pemerintah (dapat) memaparkan capaian pembangunan," ujarnya.
"Tujuannya adalah masyarakat mendapatkan informasi yang jelas, ikut menyampaikan, membangun optimisme, dan mengajak apa yang harus diperjuangkan bersama," terus Jokowi.
Untuk diketahui, dalam Laporan bertajuk 2018, Edelman Trust Barometer Global Report menunjukan tingkat kepercayaan publik terhadap platform (media sosial) turun. Penyebabnya akibat marak berita hoax. (rls)
Editor: Harian Momentum