Jadi Pemateri, Kabag PTPN VII Sampaikan Manajemen Perkebunan di Polinela

img
Kabag SPI PTPN VII menerima cinderamata usai jadi pemateri di Polinela./ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Menjadi salah satu pemateri di Politeknik Negeri Lampung, Kepala Bagian SPI PTPN VII Agus Faroni menyampaikan materi Manajemen Perkebunan pada proses bisnis perusahaan negara tersebut.

Kegiatan tersebut dilaksanakan guna menyelaraskan substansi mata kuliah program produksi tanaman perkebunan dengan diikuti peserta dosen yang mengajar di Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Minggu (8-9-2019).

"Materi ini disajikan sebagai 'sharing' program mata kuliah yang ada di Polinela," kata Agus. Menurutnya, kegiatan ini juga sebagai penyelaras subsatnasi mata kuliah yang ada di perguruan tinggi tersebut.

Dalam paparannya Agus Faroni menjelaskan tentang bagaimana proses bisnis di PTPN.

Manajemen perkebunan pada proses bisnis, kata dia, ada tiga sektor utama yakni inti, pendukung dan perencanaan. "Pada sektor inti terdiri dari Manajemen Tanaman, Manajemen Pengolahan dan Manajemen Pemasaran," paparnya.

Di sektor pendukung, masih kata Agus, ada manajemen SDM, keuangan, logistik tata kelola, teknologi Informasi, hukum dan regulasi, juga manajemen risiko. Kemudian, general affairs, manajemen aset, lingkungan dan K3 serta sarana dan prasarana.

Sedangkan, di sektor perencanaan ada perencanaan dan pengembangan.

Dalam kesempatan itu, Agus juga menjelaskan bagaimana cara budidaya tanaman karet dan sawit, mulai dari pembibitan, persiapan lahan bibitan, persiapan batang bawah/under stump, persiapan batang atas (Entrys), penyerongan dan pembongkaran bibit, penanaman maupun pemeliharaan.

Bibit Polibag; penanaman, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM), hingga buka sadap. "Ini untuk tanaman karet," ujarnya.

Sedangkan untuk tanaman sawit, beberapa hal yang harus disiapkan yakni Land Clearing (LC), Land Preparation (LP), persiapan tanam, penanaman Bibit.

Kemudian, sarana dan prasarana pemeliharaan TBM hingga panen.

Dia juga mengungkapkan tantangan dalam menjalankan bisnis perkebunan, diantaranya fluktuatif harga jual, tingkat upah kerja cenderung meningkat, kelebihan tenaga kerja dan administrasi.

Selain itu, dalam paparan juga diungkapkan beberapa strategi dalam meningkatkan produktifitas tanaman dan tenaga kerja.

Strategi itu, diantaranya program penyehatan kesuburan tanah, aplikasi Latex Diagnosis, reward kepada karyawan, tanaman karet tidak dilaksanakan aplikasi pemupukan sistem sadap D4/D5 dan kavpeld panen 8/10 dan strategi minus growth untuk rasionalisasi tenaga kerja.(red)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos