MOMENTUM, Bandarlampung--Kopi seakan menjadi minuman wajib saat ini. Jika dulu minuman beraroma khas ini diseduh dengan cara sederhana, kini cara penyajiannya sudah semakin modern.
Bahkan banyak kalangan menjadikannya sebagai menu minuman wajib bagi setiap tamu yang berkunjung.
Tidak terkecuali bagi Dedi Triadi, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung.
Bagi yang pernah bersilaturahmi ke ruangan kerjanya, tentu akan langsung disuguhi dengan minuman kopi racikannya sendiri.
“Ini untuk sesi pertama,” singkatnya sembari menyuguhkan segelas kopi jenis Arabika Gayo kepada harianmomentum.com, Jumat (20-12-2019) sore.
Dia lantas menyiapkan kembali seduhan kopi untuk sesi kedua. Layaknya seorang barista profesional, Dedi menyebut takaran kopi yang akan diracik sebanyak 10 gram. Dia menggunakan rasio 1 banding 15 atau 20.
“Tergantung selera, kalau saya sih biasanya pake rasio satu banding lima belas atau dua puluh. Jadi, kalau biji kopinya sepuluh gram maka air panasnya sekitar 200 mililiter,” jelasnya sambil memutar tuas grinder, menggiling biji kopi.
Selanjutnya, Dedi menuangkan biji kopi yang telah digiling halus itu ke dalam sebuah wadah yang diberi filter berwarna putih. Lalu dia mengambil ketler atau ceret berleher panjang.
Secara perlahan dia mulai menuangkan air panas ke arah tumpukan kopi di dalam filter tersebut. Caranya unik dengan memutar dari arah kanan ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah sekitar sepertiga air panas di dalam ceret masuk, dia kemudian berhenti sekitar sepuluh detik. Kemudian lanjut lagi hingga airnya habis.
“Disinilah letak seni menyeduh kopinya. Karena cara menyeduh tentu sangat berpengaruh terhadap rasa kopinya nanti,” kata pria bertubuh gempal itu.
Setelah air tetesan dari bubuk kopi itu masuk semua ke dalam wadah, lalu dia mengaduknya hingga merata. Kemudian menuangkan ekstrak kopi tersebut ke dalam gelas kecil (cup).
“Nah, kopi untuk sesi kedua telah siap untuk dinikmati,” katanya.
Dia mengaku lebih tertarik dengan kopi jenis arabika ketimbang robusta. Karena rasanya lebih khas dan aromanya identik dengan wangi buah.
Dia mengaku terinspirasi dengan Komisioner KPU Provinsi Lampung M Tio Aliansyah yang selalu meracik kopi di ruang kerjanya.
“Awalnya kecanduan dengan racikan kopi pak Tio, lalu saya tertarik untuk mencoba sendiri. Sudah sekitar enam bulanan lah saya begini,” katanya.
Penasaran bagaimana rasa kopi ala Barista Dedi Triadi? Silahkan berkunjung ke kantornya di Jalan Pulau Sebesi, Sukarame, Bandarlampung. Dijamin ketagihan. (ap)
Editor: Harian Momentum