MOMENTUM, Bandarlampung--Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Apa yang dilihat, apa yang didengar, dan apa yang dirasa boleh jadi tidak sesuai dengan kenyataannya.
Sebab, penampilan luar terkadang tidak dapat menggambarkan isi. Orang yang memandang sebatas luarnya saja, hampir dipastikan tertipu. Maka, pandanglah sesuatu secara utuh. Jangan hanya sebatas kulit luarnya saja.
Begitulah ungkapan yang diutarakan M Yusuf Kohar, Wakil Walikota Bandarlampung saat menyambangi Kantor Redaksi Harian Momentum dan harianmomentum.com, Senin (29-6-2020).
“Kalau melihat kolam, jangan hanya sebatas luarnya saja. Kalau memandang dari atas kolam saja, tentu yang terlihat hanya air. Tapi salamilah kolam itu sampai ke dasarnya. Baru kita tahu, ada apa di dalamnya. Apakah kolam kosong, atau kolam berisi ikan,” kata Yusuf.
Menurut bakal calon Walikota Bandarlampung itu, fenomena yang terjadi saat ini, banyak masyarakat yang memandang seseorang atau orang lain hanya dari penampilan luarnya saja (fisik belaka, red).
“Terkadang kita melihat ada orang cuma pakai celana pendek dan kaus oblong. Kadang kita lihat juga ada orang berbusana rapih, pakai jas. Banyak yang menilai orang yang pakai jas itu adalah orang kaya, padahal belum tentu. Banyak orang kaya yang pakaiannya sederhana,” paparnya.
Filosofi semacam itu, kata Yusuf, erat kaitannya dengan Pilkada. Dalam kontestasi lima tahunan itu, banyak hal-hal atau kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbayangkan. “Semuanya bisa terjadi. Tidak ada yang mustahil,” cetusnya.
Baca juga: Yusuf Kohar Kantongi Nama Wakil
Termasuk juga dalam hal rekomendasi bakal calon kepala daerah (bacalonkada). Sebab menurut Yusuf, sebelum nama disetorkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU), semuanya masih berpeluang diusung partai.
“Maka bisa saja Pilakada di Bandarlampung ini yang maju lima pasang, bisa empat, bisa tiga, bisa dua, bisa juga satu (melawan kotak kosong, red). Semuanya masih mungkin,” katanya.
Dia melanjutkan, seseorang yang digadang sebagai calon terkuat dalam konstelasi pIlkada pun bisa saja jatuh. Bisa kalah dalam pertarungan.
“Apalagi kalau modalnya hanya sebatas hasil survei saja. Hasil survei itu mudah dirubah. Tapi bukan dimainkan ya,” katanya.
Cara menaikkan hasil survei sederhana. Terpenting, rajin turun menyapa warga. “Kalau sebulan saja kita rajin turun ke semua lini, hasil survei bulan berikutnya pasti naik. Sebaliknya, walau pun surveinya nomor satu tapi tidak bergerak akan terperosot juga,” paparnya.
Kepada harianmomentum.com, Yusuf pun sempat menuturkan bahwa dia tidak pernah menyangka bisa duduk menjadi orang nomor dua di kota setempat (wakil walikota).
“Jadi bukan mustahil, nanti saya bisa jadi walikota. Walau pun mungkin saat ini banyak yang tidak percaya hal itu. Tapi yang jelas, saat ini semuanya masih serba mungkin,” ungkapnya.
Kedatangan Yusuf Kohar ke kantor Harian Momentum dan harianmomentum.com disambut jajaran redaksi: Pemimpin Redaksi Andi Panjaitan; M Furqon (redaktur); dan beberapa redaktur lainnya. Turut hadir juga Pemimpin Perusahaan Nur Janah.(**)
Laporan/Editor: Agung Chandra Widi
Editor: Harian Momentum