MOMENTUM, Liwa--Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh, secara resmi membuka Gebyar Bonsai Bumi Sekala Bekhak 2021. Kegiatan dipusatkan di Kebun Raya Liwa, Pekon Kubuperahu, Kecamatan Balikbukit, Kamis (23-6-2021).
Hadir dalam event kontest bonsai kelas bintang pertama di area Sumatera, Bupati Lambar Parosil Mabsus, Wakil Bupati Mad Hasnurin, Kepala Dinas Kebhutanan Provinsi Lampung Yan Yan Ruchyansyah.
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengaku, telah banyak berkunjung ke event serupa di Indonesia, dan belum pernah menemukan adanya lokasi seindah even Gebyar Bonsai Bumi Sekala Bekhak.
”Jujur, saya sudah berkunjung di banyak tempat pelaksanaan pameran dan contest bonsai, dan ini adalah lokasi terbaik diseluruh Indonesia, ekosistemnya dapat. Lampung Barat ini luar biasa hawanya sejuk, dikelilingi hutan, saya katakana Lampung Barat ini The Hidden Paradise (Surga tesembunyi),” ungkap Zuldan.
Bahkan, tidak hanya itu Zuldan yang kebetulan memiliki agenda rapat kerja di Pesisir Barat pada Kamis (24-6-2021), mengaku perjalanan dinasnya kali ini adalah perjalanan dinas yang paling indah.
”Bahkan saya katakana, saya tidak sabar untuk tiba di lokasi, karena saya mendapatkan kabar bahwa ada 719 pohon bonsai yang ikut serta dalam pameran dan contest nasional ini,” kata dia seraya berharap para seniman bonsai terus bersatu untuk memajukan Seni Bonsai Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Zuldan berguyon, menawar 719 tersebut dengan dengan harga yang pantastis hingga Rp2 miliar. Tawaran itu sontak ditolak oleh para kolektor bonsai peserta even tersebut.
”Bonsai itu nilainya tinggi, kalau tidak percaya, sekarang ada 719 pohon di situ, saya borong satu Rp2 miliar, tidak ada dibolehkan. Padahal, saya siap pinjam di Bank, karena bonsai itu nilai jualnya tinggi. Bayangkan kalau saya borong Rp2 miliar, setiap bulan saya jual lim dengan harga Rp100 juta, dua tahun modal saya balik,” kata Zuldan dengan nada canda.
Gubernur Lampung yang diwakili Kadishut Yan Yan Ruchyansyah mengatakan, kontes Bonsai Nasional di Lambar, sebagai menyosialisaiakan seni bonsai.
”Pembentukan tanaman menjadi bonsai membutuhkan waktu yang panjang,dan penuh tantangan. Kecintaan terhadap bonsai menjadi dasar yang harus dimiliki oleh setiapseniman bonsai agar mendapatkan penjiwaan dalam setiap pembuatan bonsai. Maka bonsai harus dipeliharan dengan baik, banyak sekali manfaat yang bisa diambil dalam setiap tanaman hias bonsai," kata Yan.
Melalui pameran pameran dan kontest bonsai nasional tersebut, diharapkan dapat tercipta suatu kegiatan yang positif: membuka peluang pasar dan membuka wawasan bahwa bosai memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, serta mendukung pemerintah dalam sektor pariwisata, seni dan budaya.
Bupati Lambar Parosil Mabsus mengatakan, saat ini Indonesia dan dunia masih dilanda Covid-19, namun pertemuan hari ini merupakan upaya dan ikhtiar keluar dari bencana yang menakutkan. Sehingga wajar memberikan apresiasi kepada Dirjen Dukcapil, yang hadir dalam gebyar bonsai tesebut.
”Saya berharap kepada peserta, harus memiliki makna yang positi yang dalam rangka merajut kebersamaan, saya yakin pencinta bonsai ini memiliki kecintaan dengan konservasi. Seperti kita ketahui, Lambar sudah mencananglan sebagai kabupaten konservasi, komitmen yang terin terintegrasi dengan suasana Lambar yang 60 persen luas wilayahnya adalah hutan," kata bupati.
Ketua PPBI Lambar Widyatmoko Kurniawan mengatakan, event tersebut digelar sebagai upaya menarik minat masyarakat untuk mencintai bonsai. Selain itub untuk meningkatkan ekonomi kreatif, konservasi dan menarik kunnungan wisatawan. (**)
Laporan: Sulemy
Editor: munizar
Editor: Harian Momentum