MOMENTUM, Bandarlampung--Enko Gallary Bandarlampung bekerjasama dengan FDI (forum drawing Indonesia) yang berbasis di Yogyakarta meninisiasi kegiatan pameran drawing di Café Skaye, Bukit Randu, Bandarlampung pada 14 Mei--20 Mei 2022.
Kegiatan pameran mengusung tajuk “Ujung Garis” ini diikuti para perupa Lampung dari Kota Bandarlampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pringsewu dan Kota Metro akan menaja 56 karya drawing.
Ketua Pelaksana pameran drawing Eko mengatakan, animo para perupa Lampung yang ikut mendaftarkan dalam kegiatan pameran drawing dengan tema ”Ujung Garis” cukup lumayan banyak. “Terutama perupa muda potensial yang tergabung dalam komunitas mural. Ini sangat menggembirakan,” ungkapnya.
Eko Martoyo menyayangkan respon para perupa senior dan lembaga kesenian yang ada nampaknya kurang respek dengan hajat besar pameran drawing yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia. “Gelaran acara yang mengusung tema besar “Bulan Menggambar Indonesia” di Lampung kurang mendapat sambutan. Semoga gerakan para perupa muda ini menjadi pemicu para perupa yang lain dan lembaga-lembaga kesenian di L ampung ke depan lebih responsip dan mendukung kegiatan seni rupa,” harap Eko Martoyo.
Sementara Kurator Pameran Drawing “Ujung Garis” , David mengungkapkan ketika kita berbicara ujung garis selesai sudah karya drawing yang selama ini butuh perenungan, penglihatan, rasakan. “Bahwasanya karya drawing sudah bukan lagi kontruksi sebuah lukisan yang akan digarap ulang,” tandas David.
Dalam helat gelar karya ini kecenderungan karya-karya yang akan dipamerankan dengan obyek potret, landskap, flora dan fauna, belum menyentuh ke arah kritik sosial, penekanan terhadap kondisi Indonesia saat ini belum tergambarkan, masih dalam ruang titik aman.
Memaknai Ujung Garis
Melihat, merasakan, menciptakan karya seni dengan goresan pensil maupun bolpoint, penuh dengan perasaan yang nantinya akan menghasilakan karya seni drawing atau gambar, dengan teknik arsir, dusel dan lainnya.
Simak, karya Rahma dengan judul” between self-destruction” 45 X 46 xm karya tahun 2022, menceritakan ketidakadilan yang terjadi di negara kita ini, yang kuat yang menang, kepolosan, kejujuran hanya sebatas cerita dan bualan belaka bagi para penegak hukum itu yang terjadi saat ini.
“Kasih sayang seorang Ibu” judul karya Eko Martoyo seorang ibu dengan berpakaian adat lampung dan bermahkota siger sedang memangku anak kecil dengan tatapan yang kosong, kegelisahan paska vandemi menceritakan kesedihan yang penuh dengan pengharapan.
Harapannya, dengan gelaran pameran drawing yang termasuk langka ini, geliat kesenian di Lampung khususnya seni rupa semakin menjadi dan para stakeholder yang terlibat dalam membangun iklim dunia seni rupa semakin guyub. “Taka da dikotomi akademisi atau pun atodidak. Seniman (perupa) tentu eksistensinya dilihat dari karya-karya dan kiprahnya,” ujar David.(**)
Editor: Agus Setyawan