Harianmomentum.com--Indikasi kecurangan terjadi dalam proses
rekrutmen CPNS Kementerian Hukum (Kemenkum) dan HAM Lampung.
Salah satu peserta yang mengikuti seleksi dengan kualifikasi
SMA sederajat wilayah Lampung dengan jabatan penjaga tahanan (sipir)
mengeluhkan adanya dugaan kecurangan yang dilakukan oleh panitia pelaksana tes
Samapta.
GT mengatakan, saat tes yang dilakukan pada hari pertama,
Senin (23/10) lalu terlihat ada indikasi kecurangan yang diduga dilakukan pihak
panitia dalam pemberian nilai.
"Ada satu peserta yang sekelompok dengan saya pada saat
dilakukan tes samapta yang pada nyatanya ia lemah rangkaian tes fisik, namun
panitia memberikan nilai yang besar kepada anak tersebut. Tentu itu sangat
merugikan bagi peserta yang lainnya," kata dia saat diwawancarai awak
media, Selasa (24/10).
Pria kelahiran tahun 1994 ini menuturkan, usai mengikuti
kegiatan seleksi Samapta yang dilaksanakan di PKOR Wayhalim Bandar Lampung,
dirinya merasa kaget atas nilai yang ditempel di tembok gedung Sumpah Pemuda.
Hal ini lantaran peserta dengan inisial FHP mendapatkan nilai
dengan keterangan baik, padahal fakta di lapangan anak tersebut tidak mampu
memenuhi standar yang ditetapkan saat tes kesiapsiagaan yang mengandalkan
kemampuan fisik.
"Salah satu contohnya anak itu waktu tes pull up dia
gak dapet, sama sekali ga bisa angkat badannya. Waktu saya tanya ke dia, dia
ngakunya dapet 2. Sementara nilai yang dikasih panitia 7, padahal saksinya
banyak disana. Selain itu waktu tes sit up dia dapet 25, tapi ditulis panitia
nilainya 35. Begitu juga saat tes push up. Dia ukurannya enggak dapet karena
tidak memenuhi standar tapi dapet nilai 41. Saksi banyak di lapangan yang liat
dia tesnya seperti apa," jelasnya.
Atas adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oleh panitia
pelaksana tes Samapta pada hari pertama tersebut, dirinya sudah mengirimkan
surat ke email Kemenkumham Pusat yang ditujukan kepada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Yasonna laoly, selain itu GT juga akan melaporkan hal ini ke
Ombusdman.
"Tanpa ada niat untuk memfitnah siapapun saya sebagai salah satu peserta merasa pesimis melihat keadaan seleksi samapta yang seperti ini," tegasnya. (ira)
Editor: Harian Momentum