MOMENTUM, Bandarlampung--Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan mengaku sangat tidak menyutujui adanya impor beras.
Karena itu, Zulkifli Hasan (Zulhas) sangat menentang setiap komoditas yang akan diimpor.
Hal itu diungkapkan Zulhas saat menghadiri Semarak UKM/IKM Lampung Berjaya di PKOR Wayhalim Bandarlampung, Rabu (28-12-2022).
"Jadi seperti impor, saya ini orangnya anti impor. Karenanya saya paling tidak setuju impor. Kalau bisa tidak ada impor lagi," kata Zulhas.
Bahkan, dia menyebutkan, banyak rencana impor berbagai komoditas yang selalu ditentang.
Meski demikian, dia mengklaim, Kementerian Perdagangan (Kemendag) hanya instansi pendukung yang tidak bisa memutuskan kebijakan.
Salah satunya rencana pemerintah yang bakal mengimpor beras yang mencapai 500 ribu ton.
"Saya tidak setuju impor beras, karena Mentan (Menteri Pertanian) bilang kita surplus 7 juta ton. Tapi bulog, stoknya tidak ada. beras naik terus dan harus operasi pasar," sebutnya.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo melakukan Rapat Terbatas dan memutuskan untuk impor. Kemendag pun menerima surat dari Presiden Joko Widodo, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bulog serta Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Semuanya minta agar impor. Nah saya ini pendukung, kalau sudah putusan presiden saya ini pembantunya. Jadi itu posisi Kemendag," tuturnya.
Walau begitu, dia meminta agar impor dilakukan maksimal pada bulan Januari. "Karena kita panen nanti Februari atau Maret, kasian petani kita," ujarnya.
Sementara, Kepala Perum Bulog Divisi Regional Lampung Etik Yulianti menyebutkan, sudah menerima beras impor untuk tahap pertama.
"Beras impor saat ini sedang bongkar dan kita selesai kan sampai Januari awal selesai bongkarnya," terangnya.
Dia menjelaskan, beras tersebut akan dikirimkan ke berbagai daerah. Seperti Bengkulu, Jambi dan sebagian di Bandarlampung.
"Beras impor itu akan kami kirimkan ke Bengkulu, Jambi dan mungkin sebagian ada untuk Bandarlampung," tuturnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya