MOMENTUM, Bandarlampung--Wakil Gubernur Chusnunia menargetkan, angka stunting di Provinsi Lampung tahun 2023 menurun.
Karena itu, Chusnunia menyebutkan, untuk mencapai target, diperlukan kerjasama antara Pemerintah provinsi (Pemprov) Lampung dan kabupaten/kota.
"Harus adanya kerjasama antara Pemprov Lampung dan seluruh pemda kabupaten/kota," ujar Nunik—sapaan Chusnunia, Minggu (29-1-2023).
Terlebih, dia mengatakan, penurunan stunting menjadi prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di seluruh daerah. Termasuk di Lampung.
Untuk itu, dia berharap, pemerintah kabupaten/kota juga terus berbenah dalam menekan angka stunting.
Dia mengatakan, di Lampung sudah ada dua kabupaten yang menjadi percontohan dalam penurunan angka stunting: Lampung Selatan (Lamsel) dan Lampung Tengah (Lamteng).
"Kita lihat daerah seperti Lampung Selatan dan Lampung Tengah, itu sudah bisa menurunkan stunting, karena adanya komitmen," jelasnya.
Menurut dia, dalam penanganan stunting diperlukan persiapan yang menyeluruh. Seperti kebutuhan terhadap dokter dan bidan.
"Termasuk timbangan, ini memang terlihat sepele. Tapi kalau tidak ada bagaimana mau memonitor berat badan balita. Jadi ini harus dipenuhi," terangnya.
Dia menyebutkan, penurunan stunting sangat mempengaruhi masa depan anak-anak bangsa dalam membangun Lampung.
Sementara itu, berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung hasil Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI) 2022 ada beberapa daerah yang masih tinggi.
Seperti Pesawaran 25,1, Lampung Utara 24,7, Mesuji 22,5, Tanggamus 20,4, Waykanan 18,4 dan Lampung timur 18,1.
Kemudian, Pesisir Barat 16,7, Lampung Barat 16,6, Tulangbawang Barat 16,4, Pringsewu 16,2, Bandarlampung 11,1, Metro 10,4, Tulangbawang 10,2.
Untuk dua kabupaten sudah berada di bawah 10. Yaitu: Lampung Selatan 9,9 dan Lampung Tengah sebesar 8,7.
Sementara, Kepala Bappeda Lampung Mulyadi menjelaskan, salah satu upaya pemerintah dalam menekan stunting adalah melakukan intervensi perilaku.
"Stunting itu tidak seutuhnya kekurangan gizi, perilaku juga mempengaruhi. Kecenderungan orang memakan makanan kurang gizi juga perlu diedukasi," terangnya.
Meski demikian, dia menyebutkan, ada lima kabupaten di Lampung yang masih perlu menjadi perhatian penuh dalam menekan angka stunting.
Berdasarkan data Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI), lima kabupaten itu: Tanggamus, Lampung Barat, Pesisir Barat, Lampung Utara dan Tulangbawang Barat.
"Dari data SSGI, angka stunting di Tanggamus merupakan yang paling tinggi. Ini menjadi perhatian penuh, perlu penajaman kembali masalah stunting," sebutnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya