MOMENTUM, Bandarlampung--Forum Ekonomi Lampung yang dilaksananakan tiga hari oleh Bank Indonesia dan Bappeda mulai 9 Februari resmi berakhir, Rabu (15-2-2023).

Forum ini menghadirkan akademisi, pengamat ekonomi, para ahli, praktisi dan pemangku kebijakan dari berbagai bidang baik dari Pemerintah Pusat maupun Daerah, yang diikuti oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Lampung, asosiasi terkait, akademisi, dan media.

Forum ini diselenggarakan untuk menggali pemikiran dan rekomendasi kebijakan untuk menyusun perencanaan pembangunan jangka menengah (2025-2030) dan jangka Panjang (2025-2045).

Berdasarkan keterangan pers yang disampaikan Kepala Bank Indonesia Provinsi Lampung, Budiyono, Kamis (16-2), forum itu menghasilkan kesimpulan bahwa transformasi ekonomi Lampung harus mendorong upaya pencarian sumber pertumbuhan ekonomi baru, penguatan hilirisasi produk-produk unggulan, yang didukung percepatan pembangunan infrastruktur termasuk diantaranya transformasi digital.

Menurut dia, kesimpulan itu dapat terwujud melalui dukungan serta penguatan kolaborasi kerja dari seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, swasta, maupun akademisi.

Sementara, pada Forum Ekonomi Lampung, Rabu (15-2-2023), Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Lampung menghadirkan tiga narasumber yakni Dr Yuria Putra Tubarad, SE, M.Si, CBA, CPE, Waketum KADIN Provinsi Lampung, Tri Setyoningsih, Ekonom Senior BI Lampung serta Dr. Eng. Lukijanto, S.T , Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomar) dengan moderator Ridwan Saifuddin Kabid Bappeda Provinsi Lampung.

Dalam paparanya, Dr Yuria Putra Tubarad, SE, M.Si, CBA, CPE, menjelaskan terkait peran swasta dalam pembangunan ekonomi daerah terutama dalam penyerapan tenaga kerja, penerimaan pajak dan devisa (ekspor dan impor), serta produksi kebutuhan masyarakat.

Selanjutnya, Tri Setyoningsih, Ekonom Senior BI Lampung memaparkan Proyeksi Ekonomi Lampung 2023 dan penguatan hilirisasi industri berbasis agro.

Dalam paparannya Tri Setyoningsih menjelaskan prospek Lapangan Usaha (LU) Utama Lampung tahun 2023 yang diprakirakan membaik di tengah tetap kuatnya permintaan domestik terutama di sektor pertanian dan industri pengolahan.

“Hilirisasi produk industri pengolahan makan minum (mamin) Lampung yang memiliki daya saing secara global seperti pa/m oil, kakao, dan kopi perlu diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Lampung,” lanjutnya.

Hal ini didasari oleh adanya keunggulan komparatif atas komoditas tersebut. “Kami merekomendasikan pengembangan family industry mamin sebagai bentuk hilirisasi komoditas pangan unggulan di Lampung yakni kopi, kakao, dan lada,” tambahnya.

Sementara itu, Dr. Eng. Lukijanto, S.T , Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenkomar memaparkan tentang Strategi Pembangunan Infrastruktur, Sinerpi antara Infrastruktur Fisik dan Digital dalam Mendorong Transformasi Ekonomi.

Lukijanto menyampaikan bahwa percepatan perluasan dan peningkatan infrastruktur menjadi menjadi salah satu agenda yang tercantum di dalam dasar dan arah kebijakan RPJMN 2020-2024.

“Penguatan dan percepatan pembangunan infrastruktur salah satunya dicapai melalui transformasi digital yang jupa merupakan arahan Presiden Republik Indonesia pada 3 Apustus 2020,” lanjutnya. “Pembangunan infrastruktur digital salah satunya melalui upaya peningkatan fasilitas pelabuhan Merak untuk mendukunp kelancaran Angkutan Lebaran 2023 melalui pemanfaatan teknolopi digital Stowage Plan dan penerapan artificial intelligence (AI) dalam mengalokasikan muatan kendaraan di dalam sebuah kapal yang akan berlayar dan menpatur perperakan kapal secara terjadwal,” ujarnya.

Dia menambahkan aplikasi digital Stowage Plan ini dapat meningkatkan keselamatan dan jaminan keamanan pelayaran serta memberikan perhitungan secara real time terkait stabilitas kapal pada saat pemuatan kendaraan.(**)