MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memaparkan capaian indikator kinerja makro pada tahun 2022.
Sembilan dari sebelas indikator kinerja makro Pemprov Lampung pada tahun lalu berhasil melebihi target.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung Mulyadi Irsan, Jumat (10-3-2023).
Mulyadi menjelaskan, sembilan indikator minerja makro itu: pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita, tingkat kemiskinan, indeks pembangunan manusia (IPM), indeks gini, nilai tukar petani (NTP), pertumbuhan PAD, kematapan jalan dan emisi gas rumah kaca.
Sedangkan dua indikator kinerja makro belum mencapai target: inflasi dan tingkat pengangguran terbuka (TPT).
"Semua capaian ini merupakan hasil kerja keras yang sudah dirancang dengan matang oleh Pemerintah Provinsi Lampung yang melibatkan seluruh stakeholder terkait," kata Mulyadi.
Dia merinci, untuk pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun 2022 mencapai 4,28 persen dibandingkan dengan triwulan IV 2023 (yoy). Sedangkan targetnya hanya 3,5 hingga 4 persen saja.
Kemudian untuk PDRB terbuka dari target 42 hingga 43 berhasil mencapai 45,1. Lalu tingkat kemiskinan tahun 2022 mencapai 11,44 persen. Untuk target yang ditetapkan 11,9 perse hingga 12,4 persen.
"Ini yang orang geleng-geleng kepala. Di tengah pandemi dan gejolak ekonomi, kita masih turun menjadi 11,44 persen," kata jelasnya.
Bahkan, Lampung menjadi provinsi terbaik kedua secara nasional yang mampu menurunkan hampir tujuh ribu orang miskin.
Dia menlanjutkan, untuk IPM yang awalnya ditargetkan 70 hingga 70,3 berhasil mencapai 70,45 pada tahun 2022.
Kemudian, indeks gini yang mencapai 0,313. Untuk targetnya 0,308 sampai 0,324. "Indeks gini ini mencerminkan ketimpangan," terangnya.
Lalu untuk NTP mencapai 104,3 dari target 102 sampai 103. Demikian pula dengan pertumbuhan PAD yang melebihi target. Dari 5 persen berhasil mencapai 13,63 persen.
"Kemantapan jalan provinsi tahun 2022 sesuai dengan skenario kita 76 persen. Namun berhasil mencapai 76,602 persen," terangnya.
Terakhir, emisi gas rumah kaca dari target 6,915, ter apai 8,88. "Jadi dari 11 itu yang masuk targey ada sembilan," tuturnya.
Sementara untuk dua indikator yang tidak mencapai target adalah inflasi dan tingkat pengangguran terbuka. Untuk inflasi men apa 5,51 persen.
"Kita merencanakan inflasi pada rentang 3±1 persen antara dua sampai empat. Tapi dari target, ini tidak terlalu signifikan," terangnya
Begitu pula dengan tingkag pengangguran terbuka dadi target 4,3 sampai 4,4 persen, namun mencapai 4,52 persen.
"Pengangguran kita memang agak sedikit membesar. Sekitar 0,12 persen dibandingkan target yang kita asumsikan," sebutnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya