MOMENTUM, Bandarlampung -- Transformasi bisnis di lingkungan PTPN Holding memasukkan PTPN VII ke dalam subholding Supporting.co. Entitas baru yang sedang dalam proses pembentukan ini akan mengelola aset-aset di luar kelapa sawit dan gula (tebu). Bidang pariwisata dan hospitality diproyeksikan akan menjadi prospek paling berkilau di masa depan Supporting.co.
Pernyataan itu disampaikan SEVP Business Support PTPN VII, Okta Kurniawan, saat memberi materi penguatan kepada 49 calon karyawan pimpinan (CKP) PTPN VII di Bandar Lampung, Rabu (5/4/23). Di forum internal bertema “on boarding Planters Learning and Assignment (PLANT) itu ia mengatakan, supporting.co menjadi bisnis non komoditas utama dari PTPN Grup yang akan membentuk bisnis utama baru berbasis hospitality dan industri kreatif.
Okta menguraikan aspek itu ketika menjawab pertanyaan salah satu CKP tentang masa depan Supporting.co. Menurutnya, proyeksi menjadi entitas dengan fokus utama kepada bidang pariwisata dan hospitality adalah sasaran jangka panjang. Masa transisi dari bisnis perkebunan yang selama ini menjadi bisnis utama akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
“Pada muaranya nanti, Supporting.co akan menciptakan core bisnis baru di PTPN Holding, yakni di bidang pariwisata dan hospitality. Sebab, kita punya aset sangat besar seperti kebun teh Pagaralam, pantai-pantai yang indah, dan aset lain yang beririsan dengan pariwisata. Sedangkan kelapa sawit, gula (tebu), dan karet tetap kita kelola dengan sistem KSO dengan subholding lain,” kata dia.
Pembentukan entitas Supporting.co sebagai subholding PTPN Grup diperkirakan akan terwujud pada Mei 2023. Selain Supporting.co, PTPN Grup juga membentuk Palm.co sebagai subholding yang akan fokus kepada komoditas kelapa sawit yang selama ini dikelola olah masing-masing PTPN. Juga Sugar.co (sudah terbentuk entitasnya bernama PT Sinergi Gula Nusantara) yang akan menjadi subholding khusus untuk mengurus komoditas tebu atau gula putih.
Dalam roadmap pembentukan tiga subholding, PTPN Grup telah memetakan Supporting.co sebagai pengelola aset-aset dari komoditas teh, kopi, kakao, kelapa, dan komoditas minor lain. Selain itu, aset-aset non komoditas seperti properti, rumah sakit, hotel, tempat pariwisata, pendidikan, lembaga riset, dan lainnya.
Sebanyak enam PTPN akan menjadi bagian dari Subholding Supporting.co. Yakni, PTPN I, PTPN II, PTPN VII, PTPN VIII, PTPN IX, dan PTPN XIV. PTPN Holding menunjuk PTPN I sebagai induk Supporting.co. Pada tahap awal, masing-masing PTPN secara operasional akan menjalankan proses bisnis per komoditasnya dengan model KSO dengan Subholding sesuai komoditas. Namun pada saatnya, seluruh aset komoditas akan diakuisisi oleh subholding sesuai komoditasnya.
Okta Kurniawan menambahkan, sebaliknya Supporting.co akan mendapat limpahan aset-aset dari PTPN lain yang bukan core businessnya. Aset-aset PTPN berupa kebun teh, kebun kopi, kebun kakao, properti, tempat pariwisata, rumah sakit, lembaga pendidikan, dan lainnya kemudian akan berada di bawah manajemen Supporting.co.
Ia mengakui, dengan empat komoditas yang selama ini dikelola, PTPN VII saat ini sedang tumbuh dengan baik. Mengelola lahan 132 ribu hektare di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu, PTPN VII mencatatkan kinerja yang progresif.
Kepada para CKP, Okta menjamin perubahan struktur organisasi dari PTPN VI ke dalam Supporting.co akan sangat menguntungkan. Perubahan manajemen akan berlangsung secara simultan dan bertahap.
Ia juga meminta CKP menyiapkan diri untuk menjadi calon pengganti kepemimpinan di perusahaan dengan terus mengasah kompetensi. Secara perinci Okta menerjemahkan nilai-nilai kompeten sebagai perpaduan antara knowledge, skill, dan attitude.
“Terus tingkatkan kompetensi. Yakni, knowledge, skill, dan attitude secara simultan. Menguasai ilmu tidak punya keahlian adalah teori. Menguasai ilmu dan skil tanpa attitude adalah kesombongan. Siklus tiga unsur itu harus menyatu dalam diri kalian,” kata dia. (*)
Editor: Muhammad Furqon