MOMENTUM, Bandarlampung--Panitia Hari Besar Islam (PHBI) PTPN VII mengadakan peringatan Nuzul Qur’an 1444 H di Kantor Direksi, Senin (10-4-2023). Menghadirkan penceramah Dr. Mahmudin Bunyamin LC, MA, Dekan Fakultas Adab UIN Raden Intan itu mengingatkan tentang pentingnya bersyukur. Ia mengutip ayat dalam Surat Arrahman yang diulang sebanyak 31 kali. «Fabiayyi’alai Robbikuma tukadzibaan (Nikmat yang mana lagi yang akan engkau dustakan).
Pada acara yang diselingi penyerahan santunan kepada 657 anak yatim dan kaum duafa di sekitar kantor itu berlangsung hikmat. Dirketur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy hadir bersama SEVP Business Support Okta Kurniawan, SEVP Operation Budi Susilo, para pejabat utama, dan karyawan Kantor Direksi. Sedangkan karyawan dari Unit-Unit Kerja di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu mengikuti secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.
Pada pengantarnya, Ketua PHBI PTPN VII Sasmika DS melaporkan, agenda ini menyatukan tiga kegiatan rutin yang biasanya berlangsung terpisah. Yakni, pangajiana rutin bulanan, santunan anak yatim, dan peringatan pertana kali turunnya Alqur’an. Dia menyebutkan, tahun ini PHBI berinisiatif mengumpulkan donasi dari karyawan untuk santunan anaka yatim dan duafa.
«Alhamdulillah dari donasi karyawan dan BoM (board of management) ditambah dari Lazis terkumpul dana untuk disumbangkan kepada 657 anak yatim dan duafa. Atas nama panitia dan mewakili anak-anak yatim, saya menyampaikan terima kasih», kata Sasmika yang juga Ketua Umum SPPN VII itu.
Sekilas, Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhi juga menyampaikan sambutan. Ryan, sapaan akrabnya, mengajak seluruh karyawan PTPN VII untuk terus meningkatkan kepedulian dan mensyukuri apa yang didapat dari setiap ikhtiar bekerja di PTPN VII. Ia juga mengingatkan bahwa kemungkinan besar peringatan Nuzul Qur’an tahun ini adalah peringatan terakhir dengan nama entitas PTPN VII. Sebab, dalam waktu dekat PTPN VII bersama beberapa PTPN lain yang terpilih akan bergabung ke dalam subholding Supporting.co.
«Ini akan menjadi peringatan yang terakhir sebagai PTPN VII karena dalam beberapaminggu ke depan kita akan masih ke dalam Supporting Company. Kita syukuri karena meskipun nama berganti, tetapi hak-hak kita tetap dijamin dan tidak ada pengurangan,» kata dia.
Sementara itu, dalam ceramahnya, Ust. Mahmudin mengungkapkan betapa insan-insan yang mendapat kesempatan bekerja di PTPN VII senantiasa beruntung. Meskipun akan berganti nama entitas, kata dia, kondisi perusahaan tetap aman, nyaman, dan segala hak-hak tak terpengaruh.
«Kita dengar dari Pak Dir (Direktur) bahwa kondisi perusahaan dan hak-hak karyawan terjamin. Ini mencerminkan bahwa apa yang dilakukan PTPN VII selalu mendapat kenikmatan dari Alloh SWT. Alqur’an mengingatkan tentang nikmat Alloh itu di dalam salah satu ayat Surat Arrahman. Nikmat mana lagi yang akau engkau dustakan,» kata Ustadz kelahiran Semende, Sumsel, yang sejak SMA hingga studi S-1 nya di Kota Mekan, Rab Saudi itu.
Mahmudin juga mengajak jemaah untuk mensyukuri nikmat Alloh yang memberi pilihan hidup di Indonesia. Peraih gelar MA dari Yordania itu mengatakan, keberagaman dan keunikan Indonesia, termasuk soal pengamalan agama Islam, menjadi salah satu yang sangat menarik. Ia banyak berkisah tentang perbedaan-perbedaan pelaksanaan ibadah maupun tradisi Islam di Indonesia yang menjadikan keunikan.
«Kita bersyukur hidup di Indonesia. Pengalaman agama Islam banyak sekali yang berbeda dan unik-unik. Hebatnya, kita bisa menerima perbedaan itu dengan tetap saling menghormati. Ini juga yang harus kita syukuri dengan mengimani fabiayyi’alai Roobikuma tukadzibaan.» kata dia.
Tentang Alqur’an yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, Mahmudin mengajak jemaah untuk membaca, mempelajari, dan mengamalkan pesan-pesannya. Sebab, kata dia, membaca Alqur’an memiliki nilai tinggi dengan pahala besar. Terlebih pada bulan Ramadhan.
“Bapak Ibu kenal Imam Syafi’i? Ketahuilah, semasa hidupnya, beliau khatam Alqur’an 60 kali selama sebulan Ramadhan. Dia tetap bekerja sebagai pedagang di pasar, tetapi sambil bekerja, mulutnya terus melantunkan Qur’an di sela semua aktivitasnya. Bagaimana dengan kita?” tanya ustadz yang aktif membimbing ibadah haji dan umrah ini.(**)
Editor: Agus Setyawan