MOMENTUM, Bandarlampung--Perbaikan kinerja ekonomi di Provinsi Lampung diperkirakan terus tumbuh, meski risiko dari sektor eksternal perlu diwaspadai.
Hal itu disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Irfan Farulian, dalam keterangannya, Minggu (7-5-2023).
Menurut Irfan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang optimal serta menjaga stabilitas makroekonomi di tengah adanya scarring effect (ketidakpastian ekonomi yang menyebabkan kecemasan) akibat penyebaran COVID-19 dan meningkatnya risiko inflasi karena tekanan eksternal dan domestik, diperlukan upaya bersama seluruh pihak.
Upaya yang harus dilakukan bersama itu yakni, memperkuat permintaan domestik dengan mendorong peningkatan produktivitas lapangan usaha utama seperti Lapangan Usaha Pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, melalui peningkatan pemanfaatan alat dan mesin pertanian (ALSINTAN) dan benih berkualitas, penguatan askes pembiayaan procyclical bagi petani.
Serta memastikan ketersediaan pupuk berkualitas untuk Provinsi Lampung di tengah tereskalasinya tensi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Selanjutnya, mendorong sinergi pemulihan dan penguatan struktur industri pengolahan, terutama terkait ketersediaan bahan baku berkualitas, debottlenecking permasalahan logistik, percepatan pemulihan stabilitas finansial, serta hilirisasi.
Mendorong hilirisasi industri berbasis pertanian dengan mendukung UMKM klaster pertanian yang termasuk ke dalam komoditas unggulan daerah dan memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas harga serta didukung dengan ketersediaan bahan baku yang ada di daerah.
Mendorong berlanjutnya peningkatan konsumsi rumah tangga dengan menjaga pemulihan daya beli masyarakat, percepatan pemanfaatan dana desa, realisasi bantuan sosial/subsidi dan program perbaikan kesejahteraan terutama yang menyasar pada UMKM dan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), termasuk akselerasi digitalisasi sistem pembayaran melalui perluasan penggunaan QRIS dan intensifikasi program elektronifikasi.
Kemudian dengan mendorong pertumbuhan investasi dengan menjaga persepsi positif investor swasta.
Hal tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan dan penyempurnaan iklim kemudahan berusaha termasuk aspek informasi; Aspek regulasi termasuk di antaranya percepatan penyempurnaan OSS-RBA; Mengoptimalkan peran Forum Investasi Lampung (FOILA) sebagai salah satu media untuk mempromosikan potensi investasi Lampung; Mengidentifikasi dan mendaftar proyek yang clean and clear yang siap dipromosikan di event promosi investasi luar negeri melalui GIRU-IRU-RIRU; dan mendorong dan mendukung investasi bagi sektor ekonomi lain seperti Pariwisata sebagai new source of growth dan mendorong pengembangan Quality Tourism serta mendorong penguatan investasi melalui penguatan infrastruktur.
Menjaga dan meningkatkan kinerja ekspor Lampung dengan hilirisasi produk untuk penciptaan nilai tambah; meningkatkan kelembagaan dan kapasitas serta digitalisasi untuk mendukung UMKM Go Export.
Perluasan ekspor ke pasar non tradisional, promosi, dan penguatan kerjasama perdagangan. Serta memastikan ketersediaan infrastruktur yang memadai; dan pemberian dukungan untuk efisiensi biaya logistik.
Lebih lanjut, adanya identifikasi potensi sumber-sumber baru pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi local value chain (LVC) sebagai strategi dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi di daerah, dan tidak terbatas pada sektor pertanian pangan. Namun termasuk sektor lainnya memuat komoditas/produk/jasa usaha (KPJU) unggulan UMKM Provinsi Lampung yaitu industri pengolahan, perdagangan, perikanan, dan akomodasi, makan, dan minum.
Ada juga penguatan LVC tersebut di antaranya dengan membentuk klaster-klaster ekonomi baru atau ekosistem dimana korporasi dapat berperan sebagai aggregator dan offtaker.
Tidak lupa perlu adanya pemantauan indikator terkini ekonomi daerah (Early Warning System) yang akurat dan terkini untuk memantau denyut perekonomian daerah.
Terakhir, upaya 4K yakni memastikan keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.
Berdasarkan data Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Lampung tercatat kinerja perekonomian daerah setempat pada triwulan I 2023 tumbuh kuat 4,96 persen (yoy), meski sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 5,05 persen (yoy).
Pertumbuhan pada triwulan laporan ini ditopang oleh kinerja Konsumsi Rumah Tangga, Konsumsi LNRPT, Ekspor, Investasi, PMTB dan Konsumsi Pemerintah yang semuanya mengalami pertumbuhan positif dan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Secara nominal, perekonomian Lampung pada triwulan I 2023 berdasarkan ADHB tercatat sebesar 105,59 triliun dan berdasarkan ADHK (2010) sebesar Rp63,86 triliun.
Selain itu, Pertumbuhan di triwulan tersebut juga memberikan indikasi perbaikan ekonomi Lampung terus berlanjut dan semakin solid serta menuju pada rata-rata pertumbuhan ekonomi sebelum masa pandemi.
Dari sisi permintaan, sedikit melambatnya kinerja perekonomian Lampung pada triwulan I 2023 disebabkan oleh penurunan kontribusi sektor eksternal seiring dengan peningkatan total impor. Net ekspor pada triwulan I 2023 tercatat mengalami kontraksi 29,81 persen (yoy), lebih dalam jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 20,05 persen (yoy).
Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh impor Provinsi Lampung pada triwulan I 2023 yang tumbuh 8,08 persen (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,62 persen (yoy) sejalan dengan peningkatan impor besi dan baja, kendaraan bermotor, serta aneka produk plastik.
Sementara itu, ekspor juga tercatat meningkat, menjadi 10,12 persen (yoy) dari 8,88 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya, didorong oleh peningkatan kinerja ekspor kopi robusta, bungkil inti kelapa sawit, produk olahan minuman, serta ikan dan udang.
Penurunan kontribusi net ekspor juga disebabkan oleh kinerja ekspor minyak kelapa sawit dan batubara yang masih terkontraksi sejalan dengan normalisasi harga acuan kelapa sawit dunia dan permintaan batubara India yang melambat.
Di sisi lain, kinerja setiap komponen permintaan domestik meningkat pada triwulan I 2023. Kinerja Konsumsi Rumah Tangga (Konsumsi RT) pada triwulan I 2023 tumbuh 4,88 persen (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 4,67 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan impor barang konsumsi, pelaksanaan festival musik, dan gerai makanan sejalan dengan penghapusan kebijakan PPKM.
Optimisme masyarakat yang meningkat sejalan dengan peningkatan UMP tahun 2023 juga turut mendukung peningkatan Konsumsi RT pada triwulan I 2023, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen pada triwulan I 2023 yang tercatat sebesar 130, meningkat jika dibandingkan 116 pada triwulan sebelumnya.
Investasi (PMTB) pada triwulan I 2023 tumbuh 2,83 persen (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan 2,78 persen (yoy) pada triwulan sebelumnya sejalan dengan PMA dan PMDN yang masing-masing meningkat 154,78 (yoy) dan 21,53 persen (yoy) pada triwulan I 2023.
Peningkatan aktivitas investasi juga terkonfirmasi dari peningkatan impor besi dan baja serta kendaraan bermotor.(**)
Editor: Agus Setyawan