MOMENTUM, Singapura - Louis Dreyfus Company (LDC) di Lampung memperluas bisnis hilirnya dengan menambah kapasitas penyulingan gliserinnya dan kemampuan pengemasan minyak nabati.
Hal itu bagian dari strategi LDC terkait dengan meningkatnya permintaan global untuk gliserin olahan. Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat produksinya.
Dalam siaran persnya, Jumat 14 Juli 2023, disebutkan, pengembangan fasilitas baru LDC di Lampung akan melengkapi kegiatan pemurnian gliserin yang sudah ada di Amerika Serikat (Claypool, Indiana) dan Jerman (Wittenberg). Juga, menyelesaikan penawaran gliserin grup untuk mencakup semua bahan baku utama, sejalan dengan persyaratan formulasi dan label pelanggan.
Pabrik baru ini akan dilengkapi untuk memproduksi gliserin kelas USP (United States Pharmacopeia – panduan standar obat yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat) dan menawarkan berbagai pilihan kemasan makanan yang berkualitas.
“Perluasan kawasan penyulingan kelapa sawit terintegrasi kami di Lampung dengan penyulingan gliserin dan lini pengemasan minyak nabati merupakan tonggak penting dalam rencana strategis perusahaan, ini mendukung diversifikasi pendapatan dan integrasi bisnis hilir kami,” kata James Zhou, Chief Commercial Officer LDC dan Head of Food & Feed Solutions.
“Investasi ini akan memperkuat kemampuan kami untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tumbuh dan berkembang di seluruh dunia dengan produk dan bahan berkualitas tinggi, dan memposisikan LDC sebagai pemimpin global dalam industri gliserin, sebagai produk inti dalam portofolio kami.”
“Pembangunan pabrik baru ini tidak hanya memperkuat posisi kami di pasar Indonesia. Tetapi akan semakin memperkuat kapasitas kami untuk memproses, mengemas, dan mendistribusikan produk bernilai tambah yang dapat merespons tren pasar dan konsumen yang berkembang, termasuk meningkatnya permintaan akan makanan dan bahan nabati yang sehat dengan memanfaatkan rantai pasokan global, jaringan operasional, dan wawasan pasar dari LDC,” tambah Rubens Marques, LDC's Head of South & Southeast Asia. (*)
Editor: Muhammad Furqon