Periksa Puluhan Saksi, Polresta Segera Ungkap Penyebab Tragedi Az Zahra

img
Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Ino Harianto.

MOMENTUM,Bandarlampung-- Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol Ino Harianto akan segera mengungkap tragedi kecelakaan kerja yang menewaskan tujuh tukang bangunan di Sekolah Islam Az Zahra.

"Masalah Az Zahra kami menunggu hasil ahli forensik yang ada di Palembang," kata Ino kepada wartawan, Selasa (25-7-2023).

Kemudian, dia menjelaskan, dalam waktu dekat ini jika sudah ada hasil dari Laboratorium Forensi (Labfor) Polda Sumatera Selatan dan akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Dalam waktu dekat jika sudah ada hasilnya kami juga akan melakukan pemeriksaaan kepada Tim Labfor dalam bentuk Berita acara pemeriksaan (BAP)," ucapnya. 

"Kalau sudah ada semua itu nanti akan akan kami sampaikan, terkait proses penyidikan lebih lanjut," tambahnya.

Namun saat ditanyai, kapan hasil pemeriksaan Labfor keluar, dia hanya mengatakan dalam waktu dekat ini. "karena masih dilakukan penelitian dan pemeriksaan oleh tim Labfor di Palembang, kita tunggu saja," ucapnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan lebih dari 20 orang saksi pada tragedi itu. 

"Sudah lebih dari 20 orang saksi yang kami lakukan pemeriksaan, baik dari pihak Az Zahra maupun saksi ahli sudah dilakukan pemeriksaan semuanya,"pungkasnya.

Sebelumnya, tragedi lift jatuh yang menewaskan tujuh pekerja bangunan di sekolah Az Zahra, masih dalam penyelidikan polisi. Polresta Bandarlampung memberi sinyal segara menetapkan tersangka kasus yang terjadi, pada Rabu 5 Juli 2023 itu.

Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Dennis Arya Putra mengatakan polisi masih melakukan pendalaman terkait insiden tersebut. Namun, dia mengatakan segera melakukan ekspose kasus tersebut.

"Sabar ya, nanti akan dirilis sama bapak Kapolresta dan Humas," ujar Dennis saat dikonfirmasi, Rabu (12-7-2023)

Disinggung soal tersangka pada kasus itu, Dennis meminta publik bersabar. "Sabar ya, nanti akan segera diumumkan," jelasnya.

Dalam tragedi lift tersebut, menelan sembilan korban: Tujuh orang tewas, dua luka parah. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras.

Pada Jumat (7-7-2023), polisi melakukan penyelidikan dan memeriksa delapan saksi. Yakni, Ketua Yayasan Az Zahra, kepala sekolah, satpam, vendor pekerja bangunan, serta tim ahli dari Pusat Laboratorium Forensik Polda Sumatra Selatan.

Untuk mengungkap penyebab lift jatuh tersebut, Polresta Bandarlampung berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Sumatera Selatan.

Kasubbid Fisika Komputer Bid Labfor Polda Sumsel, AKBP Arie Hartawan mengatakan sudah memeriksa beberapa bagian yang ada di lokasi jatuhnya lift Sekolah Az Zahra, Jumat (7-7-2023).

"Yang kita periksa pertama yaitu kabin lift barang di bawah, kemudian kita naik ke atas ke alat pengangkutnya, di situ kita temukan ada alat pengangkat wings dengan kabel seling dan kuku macan pengikatnya," ujarnya.

Disinggung berapa kapasitas maksimal lift barang tersebut dan apa diperbolehkan untuk mengangkut orang. Arie menjelaskan masih telusuri spesifikasi mesin lift barang tersebut.

"Itu belum bisa ditentukan, nanti setelah diturunkan wingsnya, baru bisa diketahui dari spek yang ada di mesin. Saya liat di TKP lift itu peruntukannya mengangkut barang, kapasitas maksimum belum bisa ditentukan karena belum mengetahui barangnya. Kalau ditanya bisa tidak digunakan untuk manusia, bisa saja tapi tidak safety (aman)," ucapnya.

Ditanya barang bukti apa saja yang diamankan, ia mengatakan belum bisa membeberkan hal tersebut.

"Sementara barang bukti belum bisa dibicarakan karena saya belum mendapatkan barangnya. Ukuran lift itu 1,5 x 1 meter," katanya.

Sementara itu, penanggungjawab proyek renovasi bangunan, Rahmat mengatakan kejadian tersebut di luar kontrol (lost control). Dia mengaku selalu melakukan pengawasan rutin dalam pengerjaan proyek tersebut.

"Ada 40 orang yang bekerja, lift itu emang khusus untuk barang. Saya ada di lokasi (saat kejadian), kalau pengawasan rutin, diingatkan selalu setiap hari oleh pengawas setiap pagi sebelum bekerja dan dia (pengawas) ikut jadi korban, Jadi ini lost control," ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat (7-7)

Rahmat beralasan para pekerja lewat lift barang tersebut dikarenakan tidak sabar mengantre, lantaran kapasitas maksimum lift barang tersebut hanya enam orang.

"Karena pekerja kalau lewat dalam harus lepas sepatu, harus lewat tangga mungkin tidak mau mengantri. Jadi tingkat kesabaran aja, yang kapasitasnya untuk enam orang dipakai sembilan orang," ucapnya.

Dia mengungkapkan bahwa proyek renovasi bangunan tersebut bersifat perseorangan dan sudah berlangsung sejak April 2023.

"Sudah sejak April 2023, ini perseorangan. Saya langsung yang rekrut pekerja, saya yang mengajukan kerjaan atau item pekerjaaan ke admin. Ya (proyek) cuma nutup outdoor jadi indoor," katanya. (**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos