Batuknya Presiden

img
Muhammad Furqon Jamzuri - Dewan Redaksi Harian Momentum

MOMENTUM --  Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, Presiden Joko Widodo alias Jokowi terjangkit batuk. Bahkan, saat Pidato Kenegaraan di DPR RI pada 16 Agustus 2023, Jokowi sempat batuk.

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mengonfirmasi penyebab penyakit yang diderita presiden. Menurut Sandi, kondisi udara Jakarta yang tidak sehat tutut berkonstribusi menyebabkan batuk yang diderita presiden.

Kabar itu, tentu, menarik diperhatikan. Bukan sekadar soal sakitnya seorang pemimpin negara berpenduduk 270 juta jiwia lebih. Tetapi, ini baru pertama kali sejak Indonesia merdeka. Juga, mungkin pertama di dunia. Ada berita soal presiden terjangkit batuk gara-gara udara buruk. Ingat, bukan soal batuknya ya. Tapi berita persiden batuk gegara udara buruk!

Padahal, soal udara Jakara buruk, bukan berita baru. Pada era Orde Baru, kualitas udara Ibu Kota sudah menjadi persoalan yang  memprihatinkan. Namun, selama itu, tidak sekali pun ada berita tentang presiden terserang penyakit batuk gara-gara udara buruk.

Apakah kira-kira presiden sebelumnya kualitas kesehatannya lebih bagus? Wallahu alam.

Namun, jika diamati, ada yang menarik dengan berita Presiden terjangkit penyakti batuk yang terkait atau dikaitkan dengan buruknya kualitas udara Jakarta.

Pertama, beberapa waktu sebelum atau sesudah itu, Pemerintah DKI Jakarta memberlakukan  bekerja dari rumah alias work from home (WFH) untuk sebagian pegawainya. 

Kedua, Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono akan mewajibkan pegawai Pemprov DKI menggunakan kendaraan listrik. 

Hal tersebut disampaikan Heru Budi setelah mengikuti rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) pada Jumat (18/8/2023). Heru menyebut kebijakan itu bertujuan menekan polusi udara di Jakarta.

Nah, sampai sini mulai nyambung. Kenapa ada berita Presiden Jokowi terjangkit batuk gegara buruknya udara Jakarta. 

Dan soal kendaraan listrik, semua juga sudah tahu kan siapa pengusaha dan pejabat yang akan menikmati cuan dari kebijakan itu. 

Seperti kita tahu, pemerintah memberikan subsidi cukup besar untuk setiap mobil dan sepeda motor listrik. Namun, ternyata tak banyak masyarakat yang tertarik membeli. Ya, mungkin karena harga kendaraan tanpa bensin ini masih terlalu mahal.  

Kini, dengan kebijakan batuknya presiden, pengusaha mobil dan sepeda motor listrik bisa ongkang-ongkang kaki sambil ngopi. Tak perlu kerja keras lagi. Toh, mobil dan motor listriknya bakal ada yang memborong. Tak peduli, uang yang akan digunakan pegawai DKI Jakarta membeli kendaraan listrik itu dari mana. Asyik kan?

Ah, sudah lah. Itu hanya otak-atik gathuk. Biar cocok. Sekadar igauan orang yang pernah turut mengirup hitamnya udara Jakarta. Tabik. (*)

Muhammad Furqon Jamzuri - Dewan Redaksi Harian Momentum






Editor: Muhammad Furqon





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos