MOMENTUM, Bandarlampung--Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung menggulirkan strategi menjaga stabilitas harga. Upaya itu guna menghadapi risiko inflasi pangan di tengah kemarau panjang.
Meninjau perkembangan inflasi pada bulan berjalan dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, ada beberapa upaya TPID Provinsi Lampung dalam menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K," kata Deputi Kepala Bank Indonesia Pewakilan Provinsi Lampung, Irfan Farulian dalam keterangannya, Rabu (4-10-2023).
Menurut dia, strategi 4K itu meliputi keterjangkauan harga, ketersedian pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
Untuk keterjangkauan harga, TPIP mendorong agar melakukan operasi pasar/SPHP secara kontinyu hingga harga kembali turun sampai dengan HET.
Pelaksanaan sidak dan monitoring pasokan Gas LPG 3kg di setiap pangkalan yang tersebar di Kabupaten/Kota, diantaranya Lampung Utara. Serta, melakukan monitoring harga dan pasokan, khususnya pada komoditas-komoditas strategis seperti beras, telur ayam, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, dan cabai rawit.
Sedangkan, komoditas yang relatif terjaga, namun masih harus dipantau karena memiliki risiko kenaikan harga seperti daging ayam, cabai merah, dan gula pasir.
Selanjutnya, menjaga ketersediaan pasokan dengan memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD) Provinsi Lampung, utamanya komoditas yang sering bergejolak, termasuk pelaksanaan pelatihan budidaya bawang merah bagi kelompok tani serta KAD G2G dan B2B bawang merah sebagai bagian dari GNPIP Lampung 2023.
Pada Mei 2023, BI Lampung memberi bantuan 5 ton bibit bawang merah varietas bima untuk pilot project budidaya bawang merah di 5 Kab/Kot di Provinsi Lampung.
Sampai dengan September 2023, pilot project dimaksud telah menghasilkan 3,5 ton bawang merah konsumsi dan 0,76 ton bibit bergulir untuk perluasan budidaya bawang merah di Lampung.
Berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan untuk mempercepat penanaman padi, optimalisasi peran bendungan, pendistribusian bibit yang cukup resisten terhadap kekeringan, dan pendistribusian traktor/alsintan.
Kemudian, memastikan kelancaran transportasi serta angkutan udara, darat, dan laut melalui koordinasi dan sinergi untuk memastikan kecukupan kapasitas dan jumlah moda transportasi untuk menjaga lalu lintas angkutan barang dan manusia.
Penyampaian substansi koordinasi kepada Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan perbaikan jalan Kabupaten/Kota dan Pedesaan yang dilalui oleh angkutan barang bahan pangan.
Tidak kalah penting, Irfan menegaskan agar menjaga komunikasi tetap efektif dengan melakukan rapat koordinasi secara formal yang dilaksanakan rutin setiap minggu, dan informal melalui Whatsapp Group POSKO Inflasi, dalam rangka menjaga awareness TPID Lampung terkait dinamika harga dan pasokan terkini, serta penyelenggaraan HLM menjelang Nataru.(**)
Editor: Agus Setyawan