Tahun Depan, Pendapatan Daerah Diproyeksikan Rp8,34 triliun

img

MOMENTUM, Bandarlampung--Proyeksi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung tahun 2024 ditargetkan Rp8,34 triliun.

Sedangkan untuk anggaran belanja ditargetkan mencapai Rp8,33 triliun.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Badan Anggaran DPRD Lampung Lesty Putri Utami saat Rapat Paripurna, Senin (6-11-2023).

Lesty menjelaskan, Pemprov Lampung telah menyerahkan dokumen Kebijakan Umum APBD dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2024 pada 15 Agustus 2023.

Setelah dilakukan pembahasan oleh Badan Anggaran dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), struktur struktur rencana APBD Pemprov Lampung tahun 2024 mengalami perubahan.

Dia merinci, pendapatan daerah sebelumnya diproyeksikan dalam KUA PPAS sebesar Rp7.412643.433.222.

"Setelah pembahasan berubah menjadi Rp8.342.203.125.430,42 atau bertambah Rp929.559.692.208,42," kata Lesty.

Sedangkan untuk belanja daerah semula diproyeksikan Rp7.381.761.189.686. 

"Setelah pembahasan Rp8.333.594.479.470,42 atau bertambah sebesar Rp951.833.289.744," jelasnya.

Dia menyebutkan, peningkatan pendapatan daerah itu akan dialokasikan untuk kejahteraan masyarakat Lampung terhadap pembangunan jembatan, iurigasi, pertanian, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ketenagakerjaan. 

Termasuk untuk penyelenggaraan dan pengawasan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak, serta bantuan keuangan hibah kepada parpol.

Selain struktur anggaran, menurut dia, 11 asumsi indikator makro ekonomi pada Rancangan APBD 2024 juga ada yang mengalami perubahan.

Pertama, pertumbuhan ekonomi yang semula diproyeksikan 5,0 sampai 5,5 persen berubah menjadi 5,0 sampai 6,0 persen.

"Kedua, inflasi yang semula diproyeksikan 2 sampai 4 persen setelah pembahasan tetap tidak ada perubahan," jelasnya.

Selanjutnya, untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) semula diproyeksi 47 sampai 49 berubah menjadi 47 sampai 50.

Keempat, untuk tingkat pengangguran terbuka sebelumnya diproyeksikan 4,0 sampai 3,8 persen berubah menjadi 4,0 hingga 3,79 persen.

"Penduduk miskin semula diproyeksi 10,9 sampai 10,4 persen. Setelah pembahasan berubah menjadi 10,7 sampai 10,2 persen," terangnya.

Untuk indeks pembangunan manusia masih tetap diproyeksikan 70,6 sampai 70,1.

Ketujuh, indeks gini diproyeksi 0,293 sampai 0,314 persen berubah menjadi 0,313 sampai 0,293 persen.

Berikutnya, untuk nilai tukar petani semula diproyeksi sebesar 105 sampai 106 berubah menjadi 105,5 hingga 106,5.

"Pada pertumbuhan PAD semula diproyeksi 9,72 persen setelah pembahasan menjadi 10,27 persen," sebutnya.

Kemudian, untuk kemantapan jalan semula diproyeksikan 79 persen berubah menjadi 80 persen.

Terakhir, pada penurunan emisi gas rumah kaca tetap tidak ada perubahan dengan proyeksi 7,29. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos