MOMENTUM, Jatiagung--Jembatan darurat yang menghubungkan wilayah perbatasan Lampung Selatan dan Lampung Timur ini, kondisinya mengkhawatirkan. Bahkan, membahayakan warga yang melintas, terutama yang menggunakan sepeda motor.
Jembatan darurat yang menghubungkan Desa Purwotani Lampung Selatan dan Sindanganom Lampung Timur, berbahaya dilalui. Karena, salah satu rangka utama jembatan yang terbuat dari batang pohon kelapa, patah.
Sebelumnya, akses tunggal dua desa berbatasan kabupaten itu, merupakan jembatan permanen. Dibangun pada tahun 1970-an oleh PT Mitsugoro. Namun, jembatan itu sudah rusak sejak beberapa tahun silam.
Tiang jembatan mangkrak. Dibangun akhir 2023, setelah itu tidak ada kelanjutannya.
Masyarakat kemudian berinisiatif untuk membuat jembatan darurat. Dengan bahan utama, glugu atau batang pohon kelapa. Jembatan dengan lebar sekitar satu setengah meter dan panjang hampir delapan meter itu, hanya bisa dilalui pelintas dengan kendaraan sepeda motor.
Menurut warga Purwotani, Ahmad Rifai, sekitar akhir 2023, jembatan itu akan dibangun permanen. Namun, baru tiangnya saja yang berdiri. Setelah itu, hingga sekarang tidak ada kelanjutannya.
Padahal, jembatan darurat yang dibuat warga, kondisinya sudah mengkhawatirkan. Salah satu batang pohon kelapa yang menjadi rangka utama jembatan, sudah patah. "Ngeri. Kalau tidak hati-hati, jembatan bisa ambruk, kecelakaan," katanya, Rabu 28 Februari 2024.
Kondisi berbahaya lainnya, kata dia, saat hujan lebat, air sungai naik sampai hampir menutup permukaan jembatan.
"Kasihan anak sekolah yang setiap hari melintas mas. Kalau hujan lebat itu air meluap dan sangat membahayakan mereka," terangnya.
Sebenarnya, menurut Rifai, ada beberapa anggota DPRD yang berkunjung meninjau jembatan darurat itu. Namun, sampai sekarang, jembatan perbatasan kabupaten itu belum juga dibangun.
Kendati demikian, dia masih berharap, pemerintah segera memperhatikan dan membangun jembatan tersebut. "Jangan sampai menunggu ada korban baru dibangun," katanya.
Senada juga disampaikan Heri warga setempat. Ia sangat berharap jembatan tersebut segera dibangun.
"Saya pribadi punya anak sekolah yang lewatnya sini. Rasa was-was pasti muncul, apalagi saat hujan. Jalannya licin ditambah kondisi jembatan yang seperti ini," katanya.
Apalagi, jembatan itu tidak sekadar akses tunggal warga di desa berbatasan kabupaten. Namun, juga menjadi sarana utama mobilitas warga, termasuk para petani.
Warga berharap, jembatan itu dibangun permanen. Agar masyarakat tidak kesulitan menggangkut hasil pertaniannya. (*)
Editor: Muhammad Furqon